Usai menang di BMW Championship pada akhir Agustus lalu, Patrick Cantlay mendapat nama panggilan baru “Patty Ice” dari para pengagumnya. Julukan ini mewakili penampilan Patrick yang dingin bagaikan es saat bertanding.
Julukan tersebut muncul setelah penonton menyaksikan penampilan pegolf berusia 28 tahun ini yang terbilang “dingin” usai menaklukkan Bryson DeChambeau dalam playoff di Caves Valley Golf Club, Owings Mills, Maryland.
Playoff yang diselesaikan dalam enam hole tersebut dijalani Patrick dengan ekspresi wajah yang dingin dan minim senyum. Ia seolah berada di dunianya sendiri tanpa memedulikan keramaian dan keriuhan yang terus menemaninya sepanjang putaran akhir turnamen FedEx Cup Playoffs tersebut.
“Saya merasa seperti saya mencoba tinggal dalam dunia kecil,” kata Patrick, sepreti dikutip USA Today. “Saya hanya fokus semampu saya. Jika saya terlihat seperti yang saya lakukan, itu karena saya benar-benar fokus, dan saya merasakan itu hari ini. Permainan saya sangat bagus. Sudah cukup lama, sejak (menang di) Memorial (2021).”
Patrick pun menikmati julukan “Patty Ice”-nya itu. Ia menganggap panggilannya tersebut cocok dengan dirinya. “Saya menyukainya. Ini bagus,” jelas Patrick, seperti dikutip Golf Channel. “Rasanya keren ketika orang mulai sedikit mengenal saya dan mungkin julukan ini memberikan daya tarik karena mungkin juga tepat.”
Sebelumnya, nama panggilan Patrick yang paling dekat adalah “PC”, sesuai dengan inisial namanya. Kini, ada julukan baru yang menjadi jati dirinya ke depannya.
“Saya pernah mengatakan sulit untuk membuat julukan bagi saya. Ini (Patty Ice) pertama yang tampaknya melekat sedikit lebih lama,” katanya. “Mendapat dukungan dari semua orang pekan lalu (di BMW Championship) sangat luar biasa, dan saya merasakannya.”
5 Fakta soal Patty Ice
- Mulai main golf di usia 3 tahun.
- Karena bakat luar biasanya di golf, Patrick rela meninggalkan bangku kuliah di UCLA yang masih tersisa dua tahun lagi.
- Patrick Cantlay adalah mantan pegolf No. 1 Dunia. Ia termasuk dari dua pegolf yang paling lama menempati posisi tersebut (selama 54 minggu). Rekor itu hingga saat ini belum terpecahkan oleh siapa pun, sedangkan Jon Rahm (Spanyol) menyandang rekor total pekan (65 minggu) di takhta amatir No. 1 Dunia.
- Pernah menyabet gelar juara low amateur di US Open 2011 dan Masters Tournament 2012. Di 2011, ia menerima banyak penghargaan: Fred Haskins Award (pegolf mahasiswa paling berprestasi), Ben Hogan Award (pegolf mahasiswa terbaik di AS), Mark McCormack Medal (pegolf No. 1 WAGR di akhir musim), and Jack Nicklaus Award (pegolf terbaik dalam college golf pria di AS).
- Ia adalah anggota Tim Walker Cup 2011 (turnamen mirip Ryder Cup versi amatir) untuk AS bersama Jordan Spieth, Harris English, Peter Uihlein and Russell Henley. Mereka kalah dengan skor 12-14 di Royal Aberdeen. Patrick bertemu lagi dengan Jordan dan Harris di Tim Ryder Cup 2020.
- Patrick pernah mengukir skor harian 60 di Travelers Championship 2011. Itu merupakan skor terendah—yang dicetak seorang pegolf–dari semua putaran di PGA Tour.
- Ia senang membaca biografi orang yang sukses atau memiliki prestasi yang luar biasa. Dari bacaan tersebut, ia mendapat inspirasi untuk mengikuti jejak yang sama.