Pengalaman Berharga dari Dua Event Besar

Elaine Widjaja menjalani dua kompetisi besar dalam dua minggu berturut-turut di Singapura. Atlet junior nasional ini mendapatkan dua experience berbeda yang memperkaya wawasan bermainnya.

Dua minggu di Maret kemarin menjadi pekan-pekan yang sibuk untuk Elaine Widjaja. Pada 9-12 Maret, pegolf asal Semarang ini—bersama Meva Schmit, Patricia Sinolungan, Kristina Natalia Yoko, Sania Talita, dan Holly Halim, bertanding Women’s Amateur Asia Pacific Championship (WAAP) di Singapore Island Country Club.

Ini merupakan pertandingan kedua bagi Elaine. Tahun lalu ia gagal lolos cut setelah bermain 73-76 (5-over). Namun, kali ini pegolf asal Jawa Tengah ini lebih siap sehingga bisa tampil lebih meyakinkan.

Setelah bermain 74 (2-over), Elaine bisa menebus ketertinggalannya dengan mencetak skor 70 (2-under) dan berhasil made the cut. Dua putaran terakhir diselesaikannya dengan 71-74. Ia mampu menempati T18 dengan skor 289 (1-over), dari 85 pegolf yang bertanding dari negara-negara se-Asia Pasifik.

“Aku senang sudah made the cut. Dah make progress. Tahun lalu kan nggak berhasil. Tapi belum puas karena aku tahu bisa main lebih baik. Aku ada (masalah di) 8-9 iron. Nyari birdie itu susah banget. Aku harus improve short iron-ku,” jelas Elaine.

Selesai bertanding di Singapore Island Country Club, Elaine kemudian menuju arah timur Singapura, tepatnya Laguna National Golf Resort Club. Pegolf berusia 16 tahun ini mendapat undangan untuk ikut main di Aramco Team Series (ATS), turnamen beregu Ladies European Tour (LET), pada 16-17 Maret. Turnamen beregu tersebut berisikan 3 profesional dan 1 amatir dalam 1 tim.

Elaine Widjaja, Anne-Charlotte Mora (FRA), Liz Young (ENG), dan Gabriella Cowley (ENG).

Elaine sempat tampil mengejutkan di hari pertama dengan skor 66 (6-under). Ia bisa membantu banyak timnya–yang beranggotakan Liz Young (ENG), peraih 1 gelar LET, Gabriella Cowley (ENG), dan Anne-Charlotte Mora (FRA), yang juga peraih 1 gelar LET—sehingga bisa memimpin di putaran pertama dengan total 16-under, unggul satu pukulan dari 3 tim yang membuntutinya. Sayang, di putaran kedua yang merupakan final round, Elaine harus puas dengan skor 75 (3-over) di hari kedua

“Ketika abis bikin 66, aku lihat di social media. Banyak yang ngepost, ada di-highlight. Second round-nya jadi pressure. Nah kebetulan pagi (di putaran kedua) aku bangun, merasa badan dah nggak enak. Badan kayak nggak bisa sync waktu swing. Jadinya pukulanku topping dan grounded begitu. Coach saya bilang, nggak apa-apa. Ambil saja pengalamannya. Aku ngakali-nya dengan pukul pakai ¾ swing (second shot-nya). Cuma hasilnya tidak terlalu jauh. Jadi, ya dapatnya 75. Kurang memuaskan sih,” ujar Elaine.

“Waktu di WAAP, short ironku ada masalah di swing-nya. Jadi aku mesti ganti swing. Nah habis WAAP tadinya mau ganti swing. Cuma karena ada Aramco, nggak bisa ganti swing. Jadi pelan-pelan ganti swingnya. Makanya tidak ada persiapan untuk Aramco,” tambah Elaine.

Atmosfer berbeda dari dua turnamen besar tersebut memberikan pengalaman tersendiri bagi Elaine. Satu hal yang dia perhatikan dari para profesional internasional adalah, “Mereka banyak yang main agresif. Ekspresi wajah mereka, mau birdie atau bogey, kayaknya datar saja semua.”

 

Share with

More News

Akhir Petualangan Chaccara

Kerja Sama Multi-Tahunan dengan FOX Sports

Pergantian Tampuk Kepemimpinan

Soal Slow Play, PGA Didesak Tiru LPGA Tour

Digital Edition

Cover Feb-Mar 2025
Februari - Maret 2025

Quo Vadis LIV Golf League Musim 2025?

Screenshot 2024-12-06 170527
Desember 2024 - Januari 2025

Panggung Istimewa Richard T. Lee

COVER OKT NOV
Oktober - November 2024

Menantikan Pemenang Turnamen Termahal di Indonesia

Ags - Sep 2024
August - September 2024

Bersiap Untuk Kompetisi Terbesar-Pertama Se-Indonesia