Dua bulan ke depan, pegolf No. 3 Dunia Jon Rahm akan bertandang ke 2 event major. Ada 2 misi yang diemban pegolf Spanyol tersebut, yaitu mempertahankan gelar (US Masters) dan meraih gelar major pertama (PGA Championship). Namun, kali ini Rahm datang ke 2 destinasi itu dengan status yang berbeda.
April-Mei ini, Jon Rahm akan bersiap-siap untuk melakukan kunjungan ke Amerika Serikat. Destinasi pertama pada April adalah Augusta National di Georgia, sedangkan destinasi kedua di Mei nanti adalah Valhalla Golf Club, Louisville, Kentucky.
Augusta National akan menjadi persinggahan Rahm untuk pertama kalinya setelah bergabung dengan LIV Golf pada Desember tahun lalu. Suasananya tentu akan berbeda dari biasanya, mengingat keputusannya ke LIV dan juga status Tour bentukan Greg Norman ini masih menjadi perdebatan karena dianggap “memecah belah” kemapanan Tour-Tour yang sudah berjalan. Rahm sendiri akan hadir di Augusta sebagai juara bertahan. Pertemuan resmi pertama yang akan dilakukan pegolf Spanyol tersebut adalah jamuan makan malam bagi para juara Masters pada Selasa malam. Sebagai tradisinya, Rahm yang berstatus juara bertahan akan menyampaikan pidato resmi dalam Champions Dinner tersebut.
Rahm, yang berhasil mengatasi defisit dua pukulan di final round Masters 2023 untuk menyabet kemenangan terbesar dalam karier golf profesionalnya, terbiasa menghadapi tekanan di lapangan khususnya pada partai-partai penting. Namun, situasi yang akan dihadapi mantan pegolf No. 1 Dunia ini akan berbeda, dan ini menjadi pressure tersendiri.
“Ini sudah memenuhi pikiran saya. Saya biasanya tidak memiliki masalah dalam berbicara di depan umum. Tidak ada masalah. Saya akan berdiri di sana dan berbicara tentang apa saja,” kata Rahm kepada wartawan dalam sebuah panggilan video yang diselenggarakan oleh Augusta National Golf Club, seperti dikutip SkySports.
“Bayangan untuk berdiri dan semua orang di ruangan itu menatap saya dan harus berbicara dengan semua juara hebat ini, cukup menakutkan. Saya tidak tahu persis apa yang akan saya katakan, tetapi semoga satu atau dua gelas wine dapat membantu saya untuk sedikit lebih lancar dalam pidato itu,” tambahnya.
Kepergian Rahm ke LIV Golf dengan nilai rekrutan sekitar US$300 juta memang menjadi bahan perbincangan tersendiri. Ia pergi ketika berada di puncak karier golfnya. Kini, ia akan berhadapan dengan para mantan juara Masters yang sebagian di antaranya tentu menentang keputusannya dan juga keberadaan LIV Golf tersebut.
Masters Tournament akan berlangsung pada 11-14 April. Rahm akan mencoba menjadi pegolf keempat yang akan mempertahankan gelar juara Masters. Pegolf No. 3 Dunia saat ini tentunya akan menjadi pegolf pertama setelah Tiger Woods pada 2001-2002 jika dapat mewujudkan kemenangan back to back.
Karena itu, penampilan Rahm tentu sangat ditunggu-tunggu di Augusta. Setelah 3 bulan berada di luar gemuruh kompetisi PGA Tour yang padat, Rahm masih menunjukkan performa bagus di LIV Golf. Sejauh ini, ia telah mampu 4 kali finis Top 10 dalam 4 event LIV Golf tahun ini. Rahm sendiri merasakan feeling yang bagus soal permainannya. Karena itu, ia sudah tidak sabar ingin menguji kemampuannya, menghadapi para pegolf top dunia.
“Sejauh ini, sangat menyenangkan. Bermain golf yang bagus,” kata Rahm. “Saya sudah tidak sabar untuk bergabung dengan pegolf terbaik lainnya di dunia dan bermain di Masters bersama mereka.”
Meski telah memutuskan bergabung dengan LIV Golf, yang kemudian mengorbankan kesempatannya untuk mempertahankan gelar di 3 event PGA– Sentry Tournament of Champions, American Express, dan Genesis Invitational, Rahm mengakui dirinya kehilangan momen-momen indah tersebut.
“Saya tidak akan berbohong; untuk semua orang yang mengatakan ini akan mudah, beberapa hal memang mudah, tetapi tidak bisa mempertahankan beberapa gelar yang sangat berarti bagi saya,” kata Rahm. Namun, “Itu sudah selesai. Itu sudah berlalu. Itu adalah keputusan yang saya buat, dan saya merasa nyaman dengan itu. Tapi saya berharap saya bisa kembali, dan mudah-mudahan saya juga bisa [berhasil] mempertahankan [gelar Masters]. Itu akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan.”
Fokus Rahm saat ini adalah menyamai rekor Jack Nicklaus, Nick Faldo, dan Tiger Woods yang berhasil mempertahankan jaket hijau. Sejauh ini statistik pegolf yang dijuluki “Rahmbo” ini cukup apik jika bertanding di Augusta National. Selain bisa meraih juara pada Masters 2023, Rahm bisa menembus Top 10 hingga 4 kali.
Prestasi terbaik lain Rahm—di luar Masters tahun lalu—adalah posisi 4 pada Masters 2018. Karena itu, peluang Rahm cukup terbuka untuk mengukir sejarah baru bagi dirinya di Augusta. Meski demikian, Rahm tetap mewaspadai kompetitor ketatnya, Scottie Scheffler.
“Saya sepenuhnya menyadari di mana posisi Scottie. Saya telah melihatnya dalam dua tahun terakhir. Saya sepenuhnya menyadari di mana dia berada,” kata Rahm. “Ia adalah pesaing yang hebat, dan ia adalah seseorang yang ketika Anda berada di bawah tekanan dan harus menyelesaikannya, ia mampu menyelesaikannya.”
Jika Rahm cukup nyaman dengan kunjungannya ke Masters, pegolf Spanyol ini justru memiliki karier kurang bagus saat bertanding di PGA Championship. Dari tujuh kali kesempatan bermain di PGA Championship, Rahm hanya mampu finis 2 kali di Top 10, dan prestasi terbaiknya adalah T4 (2018). Ia bahkan pernah missed cut 1 kali pada 2019.
Major kedua tahun ini akan berlangsung di Valhalla Golf Club pada 13-19 Mei. Bagi Valhalla Golf, ini akan menjadi turnamen keempat PGA Championship di lapangan 18 hole karya Jack Nicklaus. Rory McIlroy menjadi juara terakhir (2014) ketika berlangsung di Valhalla Golf Club.
Meski demikian, untuk kunjungannya kali ini ke Valhalla Golf Club pada Mei nanti, Rahm datang dengan motivasi yang super-tinggi. Ada semacam pembuktian dari Rahm bahwa—meski berada di jalur yang berbeda—ia tetap merupakan pegolf yang sangat perlu diwaspadai. Dengan statusnya sebagai anggota LIV Golf, Rahm menyadari bahwa beberapa pihak menginginkan dirinya gagal agar menjadi semacam pengakuan bahwa LIV telah “merusak” para pegolf. Ia justru lebih fokus mengembangkan golf itu sendiri.
“Saya menduga akan ada beberapa pihak yang tidak senang, tapi dari sisi saya tidak ada yang berubah. Saya masih menghormati semua orang di kedua belah pihak dan menghormati permainan golf di atas segalanya,” katanya.
Karena itu, Augusta dan Valhalla akan menjadi saksi bagaimana Rahm bisa mengatasi tekanan-tekanan dari luar lapangan.
(Penulis: Yulis Martinus – OB Golf)