Yoyo dan Yoko menyaber gelar juara “Indonesian Amateur Golf Open Tournament (IAGOT) Seri 2” di masing-masing kategori. Mentalitas mereka menjadi faktor penting dalam persaingan menuju tangga juara.
Berbeda dengan seri sebelumnya, Indonesian Amateur Golf Open Tournament (IAGOT) Seri 2 yang berlangsung di Gading Raya Padang Golf & Klub ini menampilkan level kompetisi yang lebih ketat. Kehadiran para pegolf yang sedang pulang ke Tanah Air karena liburan sekolah di luar negeri justru menjadikan IAGOT Seri 2 ini menarik untuk disaksikan.
Para pegolf lokal yang minim kompetisi harus menghadapi rekan-rekannya yang memiliki jam terbang lebih tinggi karena rutin mengikuti kompetisi di tempat mereka menjalani studi. Di kategori putra, Gabriel Hansel Hari (Oregon University), Franklin Lydra (Washington State University, dan Nicholas Adrian Susanto (Kansai University) sempat berada di papan atas di putaran pertama. Namun, pegolf asal Jawa Tengah Amadeus Christian Susanto mengambil alih puncak leaderboard pada putaran kedua hingga akhirnya bisa menjuarai IAGOT Seri 2 ini.
Meski demikian, peraih medali perak SEA Games 2021 ini harus berjuang keras di putaran terakhir untuk menjaga performanya. Hansel, Franklin, dan Nicholas terus “mengganggu” Amadeus sepanjang putaran 18 hole akhir itu. Pengalaman bertanding di SEA Games membuat mental Amadeus telah teruji dalam menghadapi situasi ketat tersebut, sehingga ia bisa bertahan dan memenangi trofi juara dengan skor total 216 (72-71-73, even-par). Amadeus menang dengan keunggulan satu pukulan dari Franklin dan Hansel yang berada di T2.
“Enam hole pertama sempat 3-over (total 1-over). Nggak tahu kenapa. Beruntung saya masih bisa bounce back. Namun, di hole 10, kena bogey lagi. Stres juga sih. Ketinggalan 2 pukulan dari Hansel. Namun, bisa tied lagi. Lalu, di hole 16, bisa birdie lagi. Itu pengaruhnya cukup besar,” kata Amadeus, yang akrab disapa Yoyo ini.
Sementara itu, di nomor putri, Kristina Natalia Yoko yang terus ditempel ketat Meva Helena Schmit (Kennesaw State University), Lydia Sitorus (Roger State University), dan Patricia Sinolungan (University of North Texas) akhirnya bisa melepaskan diri, dan memenangi trofi IAGOT Seri 2. Hebatnya, Yoko menang dengan wire-to-wire (memuncaki leaderboard dari putaran pertama hingga putaran akhir). Dengan total 212 (4-under), Yoko menang dua pukulan atas Meva yang berada di posisi kedua dengan 214.
“Target tiap harinya adalah main under. Namun, bisa menang di sini, saya sebenarnya surprise. Ketika tersisa 4 hole di putaran akhir, itu jadi titik balik saya karena bisa lead 2 pukulan dari Meva,” kata Yoko, yang baru saja lulus dari Augusta University.
IAGOT dibidani sebuah wadah yang bernama Indonesian Amateur Golf Championship (IAGC). Berawal dari keprihatinan atas minimnya turnamen-turnamen amatir di luar junior, terbentuklah IAGC yang baru beberapa bulan ini. IAGC ini berkeinginan untuk menggelar IAGOT setiap bulan agar para pemain amatir memiliki kesempatan banyak untuk berkompetisi.
“Setelah melewati masa junior, kompetisi untuk amatir ini sangat sedikit. Kalaupun ada, pesertanya terbatas. Ada juga yang besar (menyerap banyak peserta), itu hanya setahun sekali. Karena itu kami membuat IAGC yang membuat IAGOT ini,” kata Andre Alamsyah, salah satu pendiri dan pengurus IAGC. “Namun, untuk tahun pertama ini, kami mengumpulkan data pemain-pemain amatir yang bagus, yang juga bisa menjadi rujukan untuk PB (PGI) dalam menjaring pegolf-pegolf potensial.”
Kehadiran IAGOT memang telah menarik banyak pegolf amatir bagus yang sebelumnya tidak terdeteksi. IAGOT bisa menjadi pilihan para pegolf amatir yang meningkatkan pengalaman bermain dan menambah jam terbang sehingga terbiasa bermain dalam atmosfer kompetitif.