R&A dan USGA sepakat untuk mengajukan proposal yang akan membatasi kemampuan bola golf yang digunakan dalam kompetisi elite. Model local rule (MLR) yang akan diaplikasikan pada Januari 2026 ini menjadi langkah untuk mengurangi jarak pukulan pada level tertinggi dalam turnamen golf.
Saat ini kinerja para pegolf dalam mencapai hasil yang terbaik makin dimudahkan. Hal ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi pada peralatan dan perlengkapan golf, tidak terkecuali bola golf, yang membantu performa para pegolf. Namun, Royal & Ancient Golf Club (R&A) dan United States Golf Association (USGA) rupanya memiliki pikiran lain. Salah satunya adalah memberikan pembatasan “kemudahan” itu agar tidak menjadi masalah baru di kemudian hari.
Para pegolf melakukan pukulan drive lebih jauh dari sebelumnya dengan jarak yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini memicu kekhawatiran luas bahwa lapangan golf menjadi terlalu pendek untuk menguji para pemain terbaik di dunia.
Pada penyelenggaraan Masters pada April kemarin, Augusta National memperpanjang hole ikoniknya—13 par 5– 35 yard, menjadi 545 yard karena dianggap terlalu mudah bagi para pegolf top. Kekhawatiran yang sama pun dirasakan pada pelaksanaan Open Championship ke-150 tahun lalu di Old Course, St. Andrews, yang dinilai terlalu pendek.
Karena itu, R&A dan USGA bersama-sama mengajukan proposal untuk memodifikasi kondisi pengujian bola golf yang dipakai dalam kompetisi elite melalui model local rule (MLR) pada Januari 2026. Kedua badan otoritas amatir dunia–yang telah meneliti masalah jarak selama enam tahun terakhir dan melihat lapangan golf semakin panjang–ini berupaya membatasi kondisi peluncuran bola untuk menentukan sebuah bola conforming dengan standar jarak keseluruhan, yang ditetapkan. Proposal soal aturan bola ini hanya ditujukan bagi para pegolf profesional elite dan amatir, tetapi tidak berlaku bagi para pegolf rekreasi.
Kondisi saat ini mencakup bola yang diuji dengan kecepatan clubhead 120 mph, spin 42 revolutions per second (rps) dan pada sudut peluncuran 10 derajat, dengan rentang varians yang dapat diterima untuk masing-masing. Sementara, kondisi yang bakal ditetapkan: 127 mph, 37 rps, dan 11 derajat, yang jangkauan jaraknya tidak melebihi 320 yard. Dengan kata lain, perubahan ini akan mengurangi average driving distance para pegolf elite sekitar 14-15 yard.
“Jarak pukulan pada level elite permainan telah meningkat secara konsisten selama 20, 40, dan 60 tahun terakhir. Sudah dua dekade sejak terakhir kali kami meninjau kembali standar pengujian kami untuk jarak pukulan,” kata CEO USGA Mike Whan, seperti dikutip Golf Channel.
“Kami sangat merasa bahwa kami telah melewati batas jarak dan kami harus melakukan sesuatu,” ujar Chief Executive R&A, Martin Slumbers, seperti dikutip BBC Sport. “Tidak melakukan apa-apa bukanlah sebuah pilihan dan akan sangat tidak bertanggung jawab bagi kami.”
USGA dan R&A akan mengadopsi MLR setelah peraturan ini diberlakukan. Namun, PGA dan DP World Tours tampaknya bakal menentang pembatasan kekuatan driving para pemain mereka. Karena itu, mereka diberikan opsi untuk menggunakan MLR yang disesuaikan dengan kompetisi mereka.
Yang pasti, jika MLR ini diterapkan, bola-bola yang digunakan di Tour saat ini akan dianggap non-conforming dengan menggunakan kondisi pengetesan yang diajukan. Namun, jika Tour tidak mengadopsi perubahan peraturan ini, para profesional elite hanya akan menggunakan bola yang dimodifikasi ini dua kali dalam setahun: US Open dan Open Championship.
“Tetapi R&A memang memiliki tanggung jawab untuk melindungi integritas permainan. Inilah yang kami yakini sebagai cara yang tepat untuk olahraga ini,” tambah Slumbers.
“Kami ingin atletis yang menang. Kami ingin ada keuntungan untuk menjadi lebih panjang versus lebih pendek. Kami ingin orang-orang mengejar keunggulan kompetitif,” jelas Whan.
Proposal R&A dan USGA ini pun sudah mengundang komentar beberapa produsen bola. Acushnet Company(Titleist) dan TaylorMade telah menyampaikan sikap mereka dalam pernyataan resmi terkait rencana MLR ini.
“Seperti yang kami lihat, regulasi bola golf yang ada untuk Overall Distance & Initial Velocity sangat efektif. Di bawah pedoman yang diusulkan, event yang mengadopsi MLR ini akan mengharuskan pemain untuk menggunakan bola golf yang jauh lebih pendek, dengan jarak yang sama dengan yang tersedia pada 1990-an. Perubahan performa dari setiap bola yang digulirkan kembali akan berdampak pada setiap pukulan di ronde tersebut. Para pemain juga harus beradaptasi dengan perubahan peralatan dengan beberapa pemain yang dirugikan oleh gangguan ini. Pembedaan bola golf ini akan mengundang kebingungan tentang tingkat kompetisi apa yang akan menggunakan produk MLR dan bagaimana cara mengelola dan memimpin secara efektif. Selain itu, berbagai versi model bola golf di pasaran akan membingungkan para pegolf,” demikian pernyataan David Maher, President and Chief Executive Officer, Acushnet Company.
“Ketika kami menyerap pengumuman ini dan mencoba memahami alasannya, serta dampaknya, semua percakapan kami kembali ke satu tempat – Anda, pegolf. Kami ingin suara Anda didengar, jadi tolong beri tahu kami pendapat Anda. Kami mengundang Anda untuk menjadi bagian dari percakapan dan menjadi bagian dari umpan balik kami kepada USGA dan R&A,” demikian pernyataan yang disampaikan TaylorMade.
Sementara, dari sisi pegolf elite, Justin Thomas telah menyampaikan keberatannya soal rencana MLR ini. Juara PGA Championship 2022 dan 2017 ini langsung mengkritik upaya R&A dan USGA.
“Jadi, untuk dua dari empat event major tahun ini kita harus menggunakan bola yang berbeda?” kata Thomas, seperti dikutip Golfweek. “Coba jelaskan pada saya bagaimana itu lebih baik untuk permainan golf. Dan mereka mendasarkannya pada 1 persen pegolf terbaik.”
“Anda mencoba menciptakan solusi untuk masalah yang tidak ada,” tambahnya. “Ini buruk untuk permainan golf.”
Thomas melanjutkan bahwa usulan tersebut bertentangan dengan evolusi. Dia menyebutkan bagaimana olahraga lain, seperti bola basket atau atletik, tidak mengubah buku peraturan seiring dengan perkembangan pemain. Sebaliknya, Thomas menunjukkan bahwa olahraga-olahraga tersebut beradaptasi dengan para atletnya.
“Sepertinya, tidak. Ini adalah evolusi,” kata Thomas. “Kami adalah atlet sekarang. Seperti, kami berlatih untuk memukul bola lebih jauh dan lebih cepat dan jika Anda bisa melakukannya, bagus untuk Anda. Jadi, seperti yang Anda tahu, saya jelas menentangnya.”
Penolakan Thomas bisa jadi mewakili para pegolf yang memiliki tipikal long hitter. Anda bisa bayangkan Rory McIlroy yang melakukan tee shot dengan jarak 362 yard di PLAYERS Championship pada Maret kemarin harus membatasi pukulannya agar jaraknya tidak lebih dari 320 yard.
Proposal MLR ini, sebuah terobosan atau kemunduran?