Terbaik Mengalahkan yang Terbaik

Pernah dikenal sebagai pegolf amatir terbaik dunia, karier Patrick Cantlay langsung memasuki masa kelam di awal dunia profesionalnya karena mengalami masalah di tulang belakang, dan ditambah kematian teman baiknya. Kemunduran itu justru membentuk dirinya menjadi sosok yang tangguh dan bisa mencapai prestasi terbaiknya saat ini.

Memulai 2017, Patrick Cantlay berada di No. 1.400-an Dunia. Ia baru saja kembali ke arena profesional setelah menepi selama lima tahun akibat cedera. Lima musim berlalu, pegolf berusia 29 tahun ini menempati posisi No. 4 Dunia. Pencapaian terbaik dalam karier profesionalnya selama sembilan tahun.

Terbaik Mengalahkan yang Terbaik
Apr 23, 2021; Avondale, Louisiana, USA; Patrick Cantlay looks on from the 9th green during the second round of the Zurich Classic of New Orleans golf tournament. Mandatory Credit: Stephen Lew-USA TODAY Sports

Tahun 2020/2021 menjadi musim yang super bagi Patrick. Menyabet empat gelar juara (Zozo Championship, Memorial Tournament serta dua trofi FedEX Cup Playoffs–BMW Championship dan Tour Championship), Patrick pun diganjar penghargaan Player of the Year dari PGA Tour, melengkapi tujuh kali Top 10 dalam 23 penampilannya di musim itu.

“Fakta bahwa itu dipilih oleh teman-teman PGA Tour, saya rasa ini berarti banyak bagi saya,” kata Patrick, seperti dikutip Golf Channel. “ Ini [Trofi Jack Nicklaus] bukan sesuatu yang saya pikir tidak masuk dalam target pertengahan tahun, tetapi saya menutupnya dengan sangat baik dan memainkan golf yang baik menjelang akhir (musim).”

Terbaik Mengalahkan yang Terbaik
Collin Erie Photographer

Perjalanan Patrick hingga seperti sekarang ini, khususnya di musim ini, merupakan refleksi performanya sebelum 2013. Semasa kuliah di UCLA (2011-2012), Patrick mengoleksi banyak prestasi (termasuk dua gelar low amateur di dua major) dan juga beberapa penghargaan atas kiprah gemilangnya di amatir. Tidak mengherankan jika takhta No. 1 amatir Dunia ditempatinya hingga 54 minggu tanpa putus, rekor yang belum bisa dilampaui pegolf amatir mana pun hingga saat ini.

Baru saja beralih status ke profesional pada Juni 2012, dan mengukir gelar pro pertama di Colombia Championship 2013, yang menolongnya mendapatkan kartu PGA Tour, Patrick harus berhadapan dengan cedera punggung yang cukup parah.

“Ketika melakukan swing di driving range saat (turnamen) Colonial pada Mei 2013, rasanya seperti ada pisau yang menancap di punggung. Satu-satunya obat adalah istirahat,”  katanya, seperti dikutip Golf Digest. “Ini bikin syok. Saya mengikuti beberapa event agar finis bagus di playoffs Web.com agar bisa meraih kartu PGA Tour, tetapi saya tahu ini tidak sehat.”

Kondisi ini memaksanya untuk membatasi diri sehingga hanya bisa bermain di sembilan turnamen dalam tiga tahun. Ketika sedang berupaya untuk memulihkan cedera, sahabat karib yang juga merupakan kedinya tewas akibat tabrak lari pada Februari 2016. Ini menjadi pukulan berat bagi Patrick yang berpikir bahwa masa depannya makin tidak jelas. Namun, support keluarga dan lingkungan terdekatnya mampu membuatnya kembali bangkit. Kondisinya pun mulai membaik setelah menemukan terapi yang tepat dengan keadaan fisiknya.

Awal 2017, Patrick mulai terjun lagi di kompetisi PGA Tour. Turnamen AT&T Pebble Beach di awal Februari menjadi kiprah pertamanya. Namun, penampilan keduanya di Valspar Championship beberapa minggu kemudian telah menunjukkan sisi positif. Patrick bisa menduduki posisi kedua di turnamen tersebut dan mendapatkan status full exempt di PGA Tour. Performanya pun cukup stabil dalam beberapa event berikutnya (posisi ketiga di Heritage, 10 di Northern Trust, 13 di Dell Technologies Championship, dan 9 di BMW Championship). Patrick lolos ke turnamen puncak musim itu (Tour Championship).

 Memasuki musim 2017-2018, Patrick tampil lebih percaya diri. Gelar profesional pertamanya pun langsung terukir di Shriners Hospital pada November 2017, satu dari 10 kali finis Top 10. “Bagian dari sukses yang solid adalah tidak terasa seperti full season pertama saya. Saya seperti sudah bermain di banyak lapangan golf, dan saya merasa siap untuk main golf yang bagus,” kata patrick seperti dikutip Golf.com.

Perlahan tapi pasti, performa Patrick terus menanjak. Peringkat dunianya pun  makin naik.  Awal Januari 2021, ia merupakan pegolf No. 9 Dunia. Di akhir musim 2020-2021 yang berakhir awal September, pegolf asal Long Beach, California, ini menjadi salah satu pegolf elite dunia, No. 4 dan Player of the Year.

Terbaik Mengalahkan yang Terbaik

Melalui perjalanan selama delapan bulan itu, Patrick telah mengatasi para pegolf terbaik dunia, Joh Rahm, Bryson DeChambeau, Colin Morikawa, dan Justin Thomas, untuk bisa merengkuh empat gelar PGA Tour, yang menjadikannya sebagai satu-satunya pegolf dengan raihan empat gelar di musim 2020-2021. Ia menutup musim ini dengan trofi FedEx Cup dan bonus hadiah US$15 juta, yang diakhiri dengan penghargaan Player of the Year. Untuk hal terakhir ini, Patrick lagi-lagi menyingkirkan pegolf No. 1 Dunia Jon, yang juga difavoritkan untuk meraih Jack Nicklaus Trophy.

“Saya pastinya, ke depan, akan mengambil lebih banyak pengalaman dan memori tersebut yang dapatkan dari dua minggu terakhir (BMW dan Tour Championship), karena saya pikir menggambar kemenangan-kemenangan tersebut sangat kuat,” katanya, seperti dikutip AP.

Satu-satunya kekecewaan adalah performanya di level turnamen-turnamen major. Ia gagal lolos cut di Masters dan Open tahun ini. Sementara, di US Open, Patrick finis di T15, posisi terbaiknya selama enam kali ikut serta dalam turnamen ini. Namun, jika melihat ke belakang, pencapaian Patrick sudah jauh lebih memuaskan dibanding enam tahun lalu ketika ia berpikir bahwa dirinya sudah tidak memiliki masa depan karena persoalan cedera punggung. 

“Dulu golf merupakan hal besar dibanding sekarang. Golf waktu itu adalah hal yang paling penting dalam hidup saya, dan hal terburuk yang mungkin terjadi adalah main golf jelek. Apa yang terjadi ketika Anda berusia 20 atau 21 tahun dan Anda tidak pernah mengalami hal buruk yang terjadi pada Anda? Sekarang, tahu ada kenyataan yang jauh lebih buruk dari sekadar bermain golf jelek—saya pikir itu membantu. Tapi itu juga semacam perasaan sedih, mengetahui bahwa mungkin golf bukan hal yang paling penting lagi,”

DATA PATRICK CANTLAY

  • Lahir : 17 Maret 1992
  • Mulai pro : 2012

Prestasi

  • 2011
    • US Open (low amateur)
  • 2012
    • Masters (low amateur)
  • 2013
    • Colombia Championship^
  • 2017
    • Shriners Hospitals#
  • 2019
    • Memorial Tournament#
  • 2020
    • Zozo Championship#
  • 2021
    • Memorial Tournament#
    • BMW Championship#+
    • Tour Championship#+

Keterangan

  • ^ Web.com Tour
  • # PGA Tour
  • + FedEx Cup Playoffs

Share with

More News

Empat Asisten Kapten Tim Internasional Presidents Cup 2024 Diumumkan

Peningkatan Kualitas Turnamen Medco-Pondok Indah International Amateur 2024

Raja Baru OOM Asian Tour

14 Srikandi Profesional Indonesia

Digital Edition

Screenshot 2024-04-05 131223
April - May 2024

Kunjungan Ke Dua Destinasi Major

Screenshot 2024-02-05 at 13.13.38
February - March 2024

Pemain Terbaik Indonesia Musim 2023

Cover
December 2023 - January 2024

Juara Sejati di Jagat Golf Indonesia

cover
October - November 2023

Petualangan Viking di Benua Merah