Petualangan @rajakadal kali ini adalah berkunjung ke sebuah lapangan golf yang unik, masih di Kawasan Berau, Kalimantan Timur. Lapangan golf ini berada di halaman belakang rumah pribadi.
oleh Bramega Sanditama/@rajakadal
Namanya Green Garden Golf. Lapangan golf 9 hole tersebut cukup populer di kawasan Berau, Kalimantan Timur. Berjarak 7 (jangkauan waktu 15 menit) dari pusat kota Tanjung Redeb—ibu kota Kabupaten Berau—dan 3 km (jangkauan waktu 10 menit) dari Bandara Kalimarau, Green Garden Golf menyajikan sebuah lapangan golf yang beratmosfer homey.
Dibangun pada 2013, Green Garden Golf sebenarnya adalah lapangan golf milik pribadi. Alm. Wisnu Harris dan istri, Malla, mengubah halaman belakang rumah mereka di Teluk Bayur yang merupakan kebun sayur menjadi sebuah lapangan golf. “Suami saya ingin fasilitas olahraga untuk jangka panjang. Bisa mengakomodasi kami yang sudah tua. Kebetulan, di Berau juga belum ada fasilitas driving range. Dibangunlah lapangan golf Green Garden ini,” kata Malla kepada Raja Kadal.
Saat pembangunan golf, suami-istri Harris ini terjun langsung ke lapangan. “Ikut mencangkul. Cabut-cabut rumput. Pokoknya apa yang bisa lakukan, kami bantu,” jelas Malla.
Green Garden Golf awalnya hanya memiliki 3 hole. Namun, perlahan-lahan lapagan golf ini berkembang menjadi 9 hole. Hebatnya, dana pembangunan lapangan golf ini berasal dari kocek pribadi tanpa ada bantuan sponsor dari mana pun.

Kehadiran lapangan golf ini rupanya memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat Berau. Mereka bisa lebih mengenal lebih jauh soal olahraga golf. Tidak mengherankan jika Green Garden Golf menjadi tempat kongko-kongko para pegolf Berau. Pegolf-pegolf berbakat Berau bahkan lahir dari lapangan ini. Mereka menjadikan Green Garden Golf sebagai tempat berlatih.
Green Garden Golf menyediakan club house sederhana dengan fasilitas-fasilitas penunjang, seperti loker dan tempat mandi. Para tamu yang akan bermain di Green Garden mendapat sajian makan pagi/siang dan juga ditemani secangkir kopi dan beberapa kudapan dari pemilik rumah & lapangan. Dengan green fee yang sangat terjangkau, Green Garden Golf benar-benar memanjakan para tamu yang ingin bersantai di sebuah rumah dan kemudian bermain dengan mengayunkan stik di beberapa hole.

Perawatan lapangan tidak menggunakan alat-alat konvensional layaknya maintenance sebuah lapangan golf, tetapi justru memberdayakan tenaga-tenaga tradisional, seperti sapi-sapi peliharaan yang berjumlah sekitar 40 ekor, untuk “memotong” rumput, kecuali green yang diperlakukan berbeda dibandingkan area-area lapangan golf lainnya.
“Karena biaya perawatan rumput sangat mahal, kami dibantu 40 ekor sapi peliharaan kami untuk membantu memotong rumput,” kata Malla.
Pandemi yang menerjang Tanah Air pada 2020 cukup berdampak signifikan bagi perkembangan Green Garden Golf. Lapangan yang tadinya memiliki 9 hole kini hanya menyisakan 6 hole saja. “Pandemi membuat kami kesulitan merawat lapangan secara keseluruhan. Saya berusaha keras untuk mempertahankan Green Garden karena ingin menjadi cita-cita suami saya dulu,” ujar Malla.

Keinginan Malla pastinya mendapat dukungan doa dari warga Berau, khususnya para pegolf di kabupaten tersebut, karena ini menjadi sarana olahraga yang sangat membantu mereka. Green Garden Golf memang milik perorangan, tetapi vibe rumahannya telah membuat komunitas golf di Berau seakan turut “memiliki” dengan menjadikan lapangan golf ini sebagai sarana berlatih usai bubar kantor atau kala liburan di akhir pekan. Dua tahun terakhir ini Green Garden Golf kembali mulai menggeliat dengan kehadiran para pegolf baru pasca-pandemi. Eksistensi Green Garden ini mesti layak dipertahankan mengingat tidak banyak fasilitas olahraga golf di Kawasan Berau. Dengan latar belakang sejarah dan juga perwujudan mimpi pemiliknya, Green Garden mungkin bisa menjadi cagar budaya sebagai sebuah area yang memberikan manfaat besar bagi lingkungan sekitar dan juga masyarakat Berau.