Keberhasilan Will Zalatoris menjadi rookie PGA Tour terbaik tahun ini bagaikan dongeng sebelum tidur. Pegolf berusia 25 tahun ini hanya ingin bermain lepas dan menunjukkan permainan golf yang lebih baik.
Sebelum US Masters Tournament pada April lalu, tidak banyak yang tahu siapa Will Zalatoris itu. Alumnus Wake Forest University ini hanyalah seorang pegolf Korn Ferry Tour yang mendapat special temporary member PGA Tour untuk bisa bermain di kompetisi tersebut setelah berhasil mengamankan status (member)-nya itu usai Bermuda Championship pada November 2020.
Meski empat kali finis dalam 15 penampilan pertamanya di PGA Tour musim 2020-2021 sebelum April, namanya justru mulai menarik perhatian publik ketika menduduki posisi kedua dalam debut di Augusta National di awal April. Ia hanya kalah satu pukulan dari juara Masters 2021, Hideki Matsuyama. Sejak itu pegolf kelahiran 16 Agustus itu bisa menjaga konsistensinya hingga akhir musim dengan delapan kali finis top-10 dan 14 kali di top-25 dalam 25 penampilannya sepanjang musim, termasuk T6 di US Open 2020, runner up di Masters 2021, dan T8 di PGA Championship 2021.

Performa apik sepanjang musim itu pun berbuah penghargaan Rookie of the Year dari PGA Tour. Ia menyingkirkan dua rookie lainnya, Garrick Higgo dan Rafael Campos. Higgo yang mengoleksi satu gelar PGA Tour pun berpeluang meraih trofi Arnold Palmer (penghargaan untuk rookie terbaik), tetapi penampilan stabil Zalatoris membuatnya terpilih sebagai penerima trofi bergengsi itu.
“Saya sangat senang. Saya masuk Wake Forest dengan Beasiswa Arnold Palmer, jadi bisa meraih penghargaan dengan nama Palmer adalah sesuatu yang tidak akan hilang dalam imajinasi saya,” kata Zalatoris, seperti dikutip Golf Digest. Zalatoris menjadi pegolf pertama yang memenangi rookie of the year dengan status special temporary member sejak Charles Howell III pada 2001.
Perjalanan Zalatoris di PGA Tour memang dimulai pada US Open 2020 di Winged Foot. Zalatoris mendapat exemption untuk bermain di turnamen major itu karena peraturan Covid-19 yang meniadakan kualifikasi US Open. Karena itu, USGA mengundang sejumlah pemain Korn Ferry, termasuk Zalatoris, untuk berpartisipasi.
Hasil T6 di Winged Foot membuka jalan untuk bermain di Corales Puntacana Resort & Club Championship pekan berikutnya, yang berakhir di finis T8. Petualangan Zalatoris berlanjut di Shriners Hospital dua minggu berikutnya, juga berakhir positif: T5. Namun, finis T16 di Bermuda tiga pekan berikutnya memberikan reward berupa status keanggotaan special temporary di PGA Tour untuk musim 2020-2021, hingga bisa meraih rookie of the year.
Sayang, karena statusnya yang special temporary, Zalatoris tidak mengikuti FedEx Cup Playoffs untuk menutup musim gemilangnya itu—kecuali jika ia memenangi satu turnamen sisa sebelum FedEx untuk mendapatkan kesempatan itu. Jika saja ia memenuhi persyaratan untuk meraih poin FedEx Cup, Zalatoris akan berada di posisi 26.
“Saya tahu saya telah bermain bagus dan akan senang bisa berada di sana (Playoffs). (Tetapi), Peraturan adalah peraturan, saya perlu memenangi (satu) turnamen). Meski Anda berpikir itu benar atau salah, standarnya telah ditetapkan dan saya tidak bisa mencapainya,” kata Zalatoris, seperti dikutip Golf Week.
Zalatoris tidak kecewa karena tidak bisa tampil di Playoffs. Ia sudah cukup puas dengan pencapaiannya selama satu musim tersebut. Baginya, masuk playoffs, atau tim Ryder Cup, adalah sasaran yang bisa diraih ketika ia bisa menunjukkan dan mempertahankan permainan golf yang bagus.
“Anda punya pekerjaan terbaik di dunia. Anda tidak kehilangan apa-apa. Lihat dari sisi makro, daripada mikro, mencoba masuk Playoffs, atau Ryder Cup, hanya perlu tampil lepas dan bermain lebih baik di golf. Itu satu-satunya yang bisa Anda kontrol,” jelasnya.