Sepak Terjang Pegolf No. 5 Dunia

Pada Agustus 2019, Max Homa belum bisa menembus Top 100 Dunia Official World Golf Ranking. Namun, di THE PLAYERS Championship 2023 pada 9-12 Maret lalu, pegolf berusia 32 tahun ini menjadi pegolf yang berada di feature groups. Ini merupakan bukti keberhasilan Homa sebagai salah satu pemain elite dunia. Tiga tahun eksistensi Homa di PGA Tour memang dimulai sejak menang di Wells Fargo Championship 2019. Pegolf yang mulai menyandang status pro pada 2013 ini harus merasakan jatuh bangunnya dalam karier profesionalnya sebelum akhirnya mencapai posisi No. 6 Dunia (dengan raihan 6 gelar PGA Tour di 3 musim terakhir) pada akhir Maret kemarin. Berikut beberapa cerita pegolf yang rajin bersosialisasi di Twitter dan pernah punya podcast sendiri ini….

Kisah pendek Homa dari junior hingga amatir.

Masa kecil Homa memang tidak banyak tergali. Ia awalnya mengasah kemampuan golfnya di lapangan 9 hole par 3 Vista Valencia (“Chica” course), Santa Clarita Valley, tempat bertemu kedinya Joe Greiner untuk pertama kali. Kemampuan golf Homa meningkat pesat. Ia tidak perlu waktu lama untuk bisa mencetak skor warna merah (70) pertama kali. Pegolf kelahiran Burbank, California, ini menjadi andalan tim golf SMU dan juga perguruan tinggi—University of California–nya.

 

Pada 2013, Homa beralih status, menjadi pemain pro. Setelah 1 tahun berkompetisi di Web.com, ia baru berkarier di PGA Tour pada musim 2014-2015. Apa kesan pertama Homa di Tour?

“Ketika saya pertama kali di Tour, di driving range, saya melihat, seperti, K.J. Choi melakukan bunker shot, Rory memukul dengan driver, Tiger dengan iron, Justin Thomas melakukan chipping. Lalu, saya terpikir, ‘Ya ampun, saya tidak bisa melakukan semua itu.’ Dan itu seperti, ‘Ya, teman. Hanya satu orang di dunia ini yang bisa (melakukan itu). Kedengarannya sudah jelas sekarang, tapi, hal itu benar-benar menghabiskan waktu tiga tahun bagi saya. Saya tidak tahu seperti apa golf yang hebat itu. Jadi, saya membayangkan versi saya di kepala, dan versinya itu terlalu bagus.”

Sebelum menang di Wells Fargo Championship 2019, bagaimana perjalanan Homa di arena profesional?

Ia menjalaninya bagaikan Magic Mountain roller-coaster ride: naik-turunnya sangat cepat. Lulus kuliah pada 2013 dengan CV golf yang oke, Homa mengakhiri musim pertama pro-nya dengan mengantungi kartu PGA Tour untuk musim 2014-2015—berkat keberhasilannya di Web.com. Namun, ia gagal mempertahankannya dan harus bertarung di Web.com. Meski sempat kembali menyabet kartu Tour untuk 2017, lagi-lagi Homa terdegradasi ke Web.com. Setahun kemudian balik lagi ke PGA Tour. Ia berhasil menang di Wells Fargo Championship pada 5 Mei 2019, yang mengamankannya selama 2 tahun di PGA Tour. Kini ia berhasil mengoleksi 6 gelar PGA Tour.

Photography: USA Today Sports

Keberhasilan Homa di PGA Tour memang tidak terlepas dari “bantuan” Joe Greiner yang menjadi kedinya sepanjang keikutsertaan Homa di berbagai turnamen profesional. Bagaimana hubungan Homa dengan Greiner?’

Homa dan Greiner sebenarnya merupakan sahabat yang sudah dekat sejak lama. Keduanya dulu sering main bersama di Vista Valencia Golf Club, California. Greiner sempat kerja dengan Homa pada 2013, tetapi kemudian terpisah. Enam tahun kemudian, Greiner kembali membawa golf bag Homa sejak 2019 hingga saat ini. Homa pun mengakui sumbangsih Greiner dalam permainannya. Tidak hanya pintar dalam membaca jarak, Greiner pun bisa menjaga Homa untuk tetap berada dalam pikiran yang positif.

“Dia adalah seorang Yoda golf. Dia bahkan sedikit pendek seperti Yoda jadi dia memiliki semuanya. Joe telah menjadi salah satu teman terdekat saya untuk waktu yang sangat lama, dia sangat mengagumkan dalam apa yang dia lakukan. Dia memiliki golf feel yang sangat bagus, jadi dia sangat membantu dalam pukulan, tapi dia juga pandai dalam hal-hal kecil seperti caddy-membaca, angka-angka dan memiliki ide tentang apa yang harus kami lakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam jangka panjang,” kata Homa, seperti dikutip Forbes.

 

Seperti apakah sosok Homa?

Homa seperti halnya manusia pada umumnya. Ia aktif di media sosial, khususnya Twitter. Sebelum menjadi salah satu pegolf terbaik di dunia saat ini, Homa dikenal dekat dengan para follower-nya. Ia selalu melontarkan joke-joke yang mengalir, menyampaikan wawasan Tour, mengomentari olahraga, dan membuat swing roast. Para follower-nya menganggap Honma sosok yang menyenangkan dan humoris.

Namun, ketika bekerja, Homa—menurut pelatihnya Mark Blackburn—tampil sebagai sosok yang berbeda. “Humor dan sebagainya, itu menghibur, tetapi itu bukan dirinya yang sebenarnya,” kata Blackburn. “Saya menganggap Max sebagai pria yang cerdas. Seseorang yang mendalam. Seorang pemikir. Maksud saya, ia selalu berpikir, dan memiliki tekad yang kuat.”

Apa perbedaan terbesar pada diri Homa sebelum dan sesudah 2019 (kemenangan pertama PGA Tour di Wells Fargo)?

Homa menyadari ada perubahan terbesar pada mentalitas dan pemahaman dirinya sebagai pegolf. Ia memahami bagaimana dirinya bermain golf dan main di lapangan berdasarkan pengetahuan itu.

“Dari segi strategi, saya men-drive bola dengan sangat baik. Beberapa di antaranya adalah perubahan fisik, tapi karena saya mengayunkan bola dengan sangat baik dan saya adalah pemain iron pendek yang sangat bagus, saya mencoba memanfaatkannya sebaik mungkin. Jadi, jika saya tidak mengayunkan stik golf dengan sempurna di par-5, saya sedikit lebih menerima untuk melakukan pukulan lay up dan bermain dengan kekuatan saya. Ini adalah soal tidak memaksakan diri untuk menjadi pahlawan golf,” jelas Homa.

Photography: GettyImages

Bagaimana kemenangan mengubah mindset Homa?

Ia selalu berjuang untuk membangun kepercayaan diri, apalagi ketika berpikir harus berhadapan dengan para pegolf terbaik dunia. “Saya selalu berjuang dengan hal itu dan memenangkannya jauh lebih mudah untuk diyakini. Saya tahu apa yang diperlukan untuk menang, tetapi saya pikir hal terbesar bagi saya adalah bahwa pertama kali saya menang, saya tidak memainkan minggu terbaik dalam hidup saya dan saya menang. Saya pikir itulah yang saya katakan kepada banyak orang yang belum pernah menang: Anda harus menjadi kurang sempurna dari yang Anda pikirkan. Sebelumnya saya merasa, ‘Oke, saya harus memukulnya dengan sempurna, saya harus melakukan chip dengan baik, saya harus drive sempurna, saya harus menyelesaikan setiap putt. Tapi saya telah menang tiga kali. Dan ya, ketiga kalinya saya melakukan sesuatu yang sedikit lebih baik dari biasanya tapi tidak ada yang membaik secara drastic,” kata Homa.

Apa yang di benak Homa ketika berada dalam contention ataupun tidak bermain bagus?

“Ketika saya sedang bertanding, saya merasa sangat menerima, tenang dan hal-hal lain tidak terlalu mengganggu saya. Mungkin karena saya tahu bahwa permainan saya berada di posisi yang baik sehingga tidak ada alasan untuk panik, tetapi ketika saya tidak bermain dengan baik, saya menjadi sangat lelah dengan pukulan yang tidak masuk atau salah memukul,” jelas Homa.

JOHN MAXWELL HOMA

Tanggal Lahir: 24 November 1990

Awal Status Pro: 2013

Kuliah: University of California, Berkeley

PRESTASI

2012 NCAA Division I Championship+
2014 BMW Charity Pro-Am#
2016 Rust-Oleum Championship#
2019 Wells Fargo Championship*
2021 Genesis Invitational*
  Fortinet Championship*
2022 Wells Fargo Championship*
  Fortinet Championship*
2023 Farmers Insurance Open*

Keterangan:

* PGA Tour

# Web.com

+ Amateur

Share with

More News

Empat Asisten Kapten Tim Internasional Presidents Cup 2024 Diumumkan

Peningkatan Kualitas Turnamen Medco-Pondok Indah International Amateur 2024

Raja Baru OOM Asian Tour

14 Srikandi Profesional Indonesia

Digital Edition

Screenshot 2024-04-05 131223
April - May 2024

Kunjungan Ke Dua Destinasi Major

Screenshot 2024-02-05 at 13.13.38
February - March 2024

Pemain Terbaik Indonesia Musim 2023

Cover
December 2023 - January 2024

Juara Sejati di Jagat Golf Indonesia

cover
October - November 2023

Petualangan Viking di Benua Merah