RAYHAN ABDUL LATIEF | PEGOLF NO. 1 INDONESIA DI WAGR 2023

Hingga akhir musim 2023, Rayhan Abdul Latief bertengger di posisi 240-an World Amateur Golf Ranking (WAGR). Posisi sebenarnya lebih rendah dibandingkan peringkatnya di akhir 2022 yang mendekati 100 besar dunia. Peringkat terbaik pegolf berusia 18 tahun ini adalah No. 102 Dunia.

Di musim 2023 ini, Rayhan lebih banyak menjajal kemampuannya di turnamen-turnamen luar Indonesia. Bertanding di event-event yang memiliki field yang lebih kompetitif, Rayhan memang banyak belajar segalanya. Pengalaman bertandingnya pun bertambah. Pencapaian positif inidirasakan Rayhan saat bertanding di Asia-Pacific Amateur Championship. Ia merasakan turbulensi emosi yang berdampak pada permainannya, meski akhirnya bisa survive dengan lolos cut (untuk pertama kalinya) dan finis di T31 dengan 299 (15-over).  Di 2024 ini, fan Bryson DeChambeau tersebut telah bersiap untuk mencapai target-target yang dibidiknya. Berikut perbincangan Rayhan dengan OB Golf:

 

Rayhan Abdul Latief, credit: YM | OB Golf

Anda pernah mencapai ranking tertinggi (102) di WAGR. Namun, kemudian terus menurun di 2023. Apa yang terjadi?

Sejak 2022, ranking saya di WAGR naik pesat hingga bisa main di Junior President Cup. Tahun 2023 ini memang poin saya kurang. Saya banyak tampil di turnamen-turnamen luar (negeri), dan kurang perform. Di luar itu memang harus perform agar poin WAGR-nya bisa bagus. 

Apa ekspektasi Anda di 2024 ini?

Saya berharap tahun ini WAGR saya bisa balik kembali, dan bertahan di bawah 100 agar bisa mendapatkan beberapa undangan dari luar yang field-nya bagus-bagus. Saya juga berharap bisa main di US Amateur 2024.  

Terlepas dari soal poin WAGR yang kurang, apa yang Anda dapat dengan banyak bertanding di luar?

Dapat experience juga dong. Bisa main di luar, bisa compete dengan pegolf yang (rankingnya) jauh di atas kita. Lapangannya juga bagus-bagus banget. Kondisinya juga cukup sulit dimainkan, yang jarang dirasakan ketika main di Indonesia. Ini jadi pembelajaran buat saya dari segi mental, permainan. Bisa bermain dengan pemain-pemain bagus. 

Hal positif apa yang mengubah Anda setelah banyak bertanding di luar?

Saya jadi nggak merasa asing ketika main di luar. Nggak merasa seperti jago kandang. Saya justru merasa lebih pede. Permainan saya pun ada perubahan. Cara bermainnya beda dibandingkan dengan lapangan-lapangan di sini. Contohnya, ketika main di Royal Melbourne (Asia-Pacific Amateur Championship), nggak bisa main bola tinggi dan jatuh di green berhenti. Ada cara yang lebih efektif di sana, contoh (terbang) bola harus rendah agar nggak kena angin, bola mesti di-rolling saja. Angin kencang, green licin, dan permukaan keras. Itu jadi tantangan bagi pemain-pemain Indonesia, atau Asia Tenggara. 

Di SEA Games 2023, bagaimana permainan Anda di sana?

SEA Games kemarin saya memang nggak tampil baik. Di stroke play-nya. Saya ternyata kena Covid-19 di sana. Jadi, nggak fit. Saya bingung, biasanya kalau sakit batuk, lalu tidur 8-9 jam besoknya langsung enakan. Ini kok nggak. Badan agak lemas, hangat. Recovery badan cuma 20%, bahkan ada yang sampai 10%. Saya pun baru tahu covid itu ketika balik ke Indonesia. Sengaja memang tidak dikasih tahu supaya tidak mengganggu yang lain. Setelah stroke play, alhamdulillah saya sudah enakan. Bisa main bagus. Menang 3-0. Dalam 3 hari itu skornya sama. 3&2, berhenti di hole 16 selama 3 hari. 

Tahun 2023 kemarin, turnamen-turnamen mana saja yang berkesan buat Anda?

Dua event. Dari prestasi yang kita raih, SEA Games dan Putra Cup. Perunggu di SEA Games dan juara beregu untuk Putra Cup. Di dua event itu, kami merasakan ikatan kekeluargaan antar-anggota tim sangat kuat. Itu berkesan sekali bagi saya.

Rayhan, credit: YM | OB Golf

Selama dua tahun kemarin, Anda main di Asia-Pacific Amateur Championship 2 kali. Ada perbedaan nggak saat debut dengan yang kedua kalinya?

Alhamdulillah ada progress. Yang pertama saya nggak lolos di Thailand waktu itu. Hasilnya kurang memuaskan. Yang kedua ini bikin deg-degan. Saya hampir nggak lolos cut. Jadi, saya main kurang bagus di putaran kedua, main 8-over (79). Saya bikin 12-over selama 2 hari. Saya ada di cut-line. Jadi harus menunggu hasil dari pemain Jepang. Kalau dia main 11-over, otomatis saya nggak lolos. Eh ternyata dia main 13-over. Jadi saya masuk dengan posisi no. 2 dari bawah. Hari ketiga saya main di grup pertama. Alhamdulillah saya main 1-under (70). Saya bisa lihat dari pengalaman tahun lalu (tidak lolos cut) ada progress. Finis di T31. 

Hari ketiga bisa tampil lebih bagus dari 2 hari pertama. Apa yang terjadi?

Saya tampil lepas. Tekanan yang saya rasakan justru ketika main di hari kedua. Sudah main jelek, lalu harus menunggu hasil orang. Benar-benar stres saat itu. Nah, Ketika ada kepastian lolos cut, kayaknya lepas semua. Makanya hari ketiga saya main oke. Skor 70, dengan 1 eagle dan 1 birdie, tapi dapat 2 bogey. Saya tetap puas dengan hasil itu. 

Tantangan apa yang dihadapi di Royal Melbourne waktu itu?

Angin kencang. Lapangannya juga susah. Green speed 13. Ada satu coach bahkan bilang, waduh kondisi greennya kurang bagus. Mestinya bisa lebih licin. 

Kita bicara soal Indonesian Masters. Anda kabarnya kecewa banget ketika main di Royale Jakarta waktu itu?

Hasil yang kita mau itu hanya berapa persen akan terjadi dengan hasil yang sebenarnya terjadi. Dari situ, saya kecewa. Saya mau istirahat dulu. Delapan hari saya enggak pegang stik. Namun, orangtua kasih support kalau ini sebaiknya dijadikan sebuah pengalaman. Mereka juga bilang, “kamu ini lagi di bawah. Di bawah itu lebih gampang karena kalau sudah di bawah nggak bisa ke bawah lagi. Hanya bisa ke atas.” Saya ambil sisi positifnya, dan kembali lagi ke lapangan. Dari situ saya punya pengalaman. Seperti ada yang bilang, if you lower your expectation, you’ll get low disappointment. Saya berusaha untuk ke depannya tampil lebih lepas lagi. 

Melihat performa di 2023 kemarin, bagaimana Anda menilainya?

Banyak peningkatan, dari segi mental, fisik, dan permainan. Tapi saya tetap berpikir harus banyak ditingkatin lagi. Physic developing, mental developing, dan self-development tetap tidak berhenti dan harus terus berjalan-ditingkatkan.

Apa target Anda dalam 2-3 tahun ke depan?

Yang terdekat ini saya berharap bisa bermain di Junior Presidents Cup 2024 Montreal. Jangka panjangnya, mudah-mudahan golf saya bisa berlanjut ke masa kuliah hingga akhirnya ke touring pro.

(Penulis: Yulius Martinus | OB Golf)

Share with

More News

Duel “Ryder Cup” ala Eropa

GCMAI: Siap Tingkatkan Profesionalisme

Jalur Cepat "Ladies Amateur" menuju LPGA

Tahun Depan Kejuaraan Amatir Asia-Pacific Digelar di Dubai

Digital Edition

COVER OKT NOV
Oktober - November 2024

Menantikan Pemenang Turnamen Termahal di Indonesia

Ags - Sep 2024
August - September 2024

Bersiap Untuk Kompetisi Terbesar-Pertama Se-Indonesia

COVER JUN JUL 2024
June - July 2024

Berburu Emas di Padang Le Golf National

Screenshot 2024-04-05 131223
April - May 2024

Kunjungan Ke Dua Destinasi Major