Pergantian Tampuk Kepemimpinan

Memulai musim 2025, LIV Golf mengubah wajah kepemimpinan. Greg Norman harus lengser dari takhta CEO, digantikan Scott O’Neill yang telah berpengalaman dalam hiburan olahraga selama lebih dari 25 tahun. 

Pertengahan Januari kemarin, LIV Golf mengumumkan pergantian chief executive officer (CEO)-nya. Scott O’Neil diperkenalkan sebagai CEO baru, menggantikan Greg Norman yang merupakan CEO dan Commisioner pertama. Penunjukan O’Neil menjadi awal untuk kesuksesan LIV Golf dan memposisikan liga ini dalam fase pertumbuhan berkelanjutan berikutnya karena tetap fokus pada modernisasi dan peningkatan olahraga dengan kompetisi tim yang pertama kali ada. 

 “Scott memiliki semangat, keuletan, dan visi untuk terus meningkatkan posisi LIV Golf sebagai perusahaan olahraga dan hiburan global yang terkemuka dan memimpin tim dan pemain kami yang luar biasa di tahun-tahun mendatang,” kata Ketua Dewan Direksi LIV Golf, Yasir Al-Rumayyan.

Isu pergantian Norman dari posisi CEO memang telah berembus kencang dalam beberapa bulan terakhir. Namun, sosok penggantinya belum diketahui waktu itu. Tergusurnya Norman dari Tour yang dibangunnya pada 2021 tersebut disebut-sebut sebagai efek dari kesepakatan untuk kerja sama Public Investment Fund (PIF), perusahaan yang menyokong LIV Golf, dengan PGA Tour. Norman, menurut PGA Tour, bisa menjadi duri dalam daging yang tentunya bakal menghambat kemajuan kerja sama kedua belah pihak tersebut. 

 

Greg Norman dan LIV Golf Broadcasters di LIV Golf Adelaide 2024. Credit Foto: Matthew Harris/LIV Golf.

Peran Norman dalam perkembangan LIV Golf memang tidak bisa dibantah. Legenda golf Australia menjadi perintis yang membantu dalam membuka jalan bagi pertumbuhan dan kesuksesan yang signifikan selama tiga tahun memimpin liga golf global pertama di dunia, termasuk membentuk tim dan format kompetisi yang inovatif, daftar pegolf top dunia, serta koneksi ke banyak lapangan golf terbaik di dunia.

Ia berhasil memboyong beberapa juara major seperti Jon Rahm, and Cameron Smith, yang itu berada dalam peringkat kedua terbaaik dunia. Mereka menyusul para pegolf terbaik lainnya seperti Brooks Koepka, Bryson DeChambeau, Dustin Johnson, dan Phil Mickelson, yang membuat CV Norman di LIV makin berkilau. 

“Saya memulai perjalanan ini lebih dari 30 tahun yang lalu, mengetahui dalam hati dan pikiran saya bahwa permainan golf dan para pemain profesionalnya diremehkan, memberikan produk yang terasa stagnan. Dengan LIV Golf, kami mengubah permainan ini selamanya,” kata Norman, yang masih menjadi bagian LIV Golf meski tidak menangani manajerial day to day.

Namun, Norman dianggap gagal dalam lobi untuk poin peringkat dunia, upaya keras untuk pemain yang menyeberang ke turnamen major, dan gagal mendapatkan kesepakatan siaran utama di AS.

Sementara itu, O’Neill sendiri bukan pemain baru dalam dunia hiburan olahraga. Sebelum ditunjuk sebagai CEO LIV Golf, ia menjabat sebagai CEO Merlin Entertainments, yang bertanggung jawab untuk mengawasi operasi bisnis dan pertumbuhan global di lebih dari 140 atraksi di 23 negara. O’Neil bahkan memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman dalam memimpin dan mengelola merek-merek olahraga dan hiburan global. Ia telah mengelola beberapa merek dan properti industri olahraga dan hiburan yang paling terkenal dan ikonik, termasuk New York Knicks dan Philadelphia 76ers dari NBA, Philadelphia Eagles dari NFL, New York Rangers dan New Jersey Devils dari NHL, serta arena olahraga dan hiburan yang bertaraf internasional, Madison Square Garden dan Prudential Center.

“LIV Golf adalah liga golf global pertama di dunia dan, dengan tim dan pemain terbaik yang berkompetisi di seluruh dunia, liga ini merepresentasikan hiburan olahraga di level tertinggi,” kata O’Neill.

 “Apa yang telah dicapai LIV Golf hanya dalam waktu tiga tahun sangat luar biasa – permainan ini telah disuntikkan dengan energi dan inovasi yang telah lama tertunda dengan model tim, pemain memiliki kebebasan dan hak yang lebih besar, penggemar mendapatkan akses yang selalu mereka inginkan, dan permainan ini telah dibawa ke pasar-pasar baru yang sangat menginginkan golf elit selama beberapa dekade.

Kehadiran O’Neill memang ditunggu-tunggu Rahm dan kawan-kawan, terkait kemajuan dalam pembicaraan mengenai perjanjian kerangka kerja dengan PGA Tour yang dapat menentukan masa depan LIV. “Saya pikir banyak dari kita akan mengatakan bahwa ketika perjanjian kerangka kerja itu dilakukan lebih dari satu setengah tahun yang lalu, segala sesuatunya akan lebih maju pada saat ini,” kata Rahm. 

 

(Penulis: YM/ OB Golf)

Share with

More News

Rayhan Satu Grup dengan Charlie Woods di Junior Invitational

Rayhan Siap Taklukkan Amerika

LIV Golf Singapore: Joaquin Niemann Cetak Gelar Ke-4, Fireballs Ukir Hat-Trick

LIV Golf Singapore: Partai Final Sajikan Duel Dustin Johnson dengan Joaquin Niemann

Digital Edition

Cover Feb-Mar 2025
Februari - Maret 2025

Quo Vadis LIV Golf League Musim 2025?

Screenshot 2024-12-06 170527
Desember 2024 - Januari 2025

Panggung Istimewa Richard T. Lee

COVER OKT NOV
Oktober - November 2024

Menantikan Pemenang Turnamen Termahal di Indonesia

Ags - Sep 2024
August - September 2024

Bersiap Untuk Kompetisi Terbesar-Pertama Se-Indonesia