Pengukuhan Status Jawara Dunia

Double bogey menutup penampilan Scottie Scheffler di hole terakhir dalam final round Masters Tournament. Namun, hasil tersebut tidak menghentikan langkah pegolf berusia 25 tahun ini menjuarai major pertamanya.

Scheffler menyelesaikan putaran akhir dengan skor 71. Dengan demikian, ia mengumpulkan total skor 278 (10-under-par), unggul tiga pukulan dari Rory McIlroy yang menyodok ke posisi dua dengan permainan impresif 64 (8-under-par) di hari terakhir. Sementara itu, rekan satu pairingnya, Cameron Smith, yang sempat “menganggunya” hingga hole 11 harus puas di posisi T3 dengan 283 (5-under-par).

Augusta National

Augusta National menjadi bukti kecemerlangan penampilan Scheffler dalam 3 bulan terakhir ini. Sejak menang di Phoenix Open pada pertengahan Februari lalu, sarjana jurusan keuangan University of Texas ini terus bersinar. Sebelum Masters pada 7 April lalu, Scheffler telah menyandang status pegolf No. 1 Dunia setelah menang WGC Match Play akhir Maret lalu.

Karena itu, meraih Jaket Hijau ini menjadi semacam upacara penahbisan (pengukuhan) status elite-nya itu. Kepiawaian Scheffler memang sudah terlihat setelah menyelesaikan 36 (keunggulan 5 pukulan) dan 54 hole (3 pukulan) Masters Tournament.

Augusta National

Meski Smith yang memulai putaran terakhir dengan tertinggal 3 pukulan terus membuntutinya sejak hole 1, Scheffler tetap berusaha tampil tenang. Ketika Smith berhasil menipiskan hingga satu pukulan hingga hole 2, Scheffler kembali menjauh dengan tiga pukulan setelah hole 4. Sejak itu, pergerakan selisih skor hanya berubah sedikit. Namun, di hole 12, triple bogey yang dialami Smith melepaskan beban Scheffler. Ia pun makin tidak terhentikan hingga hole akhir.

Jaket Hijau melengkapi penampilan sempurnanya dalam enam start terakhir. Empat gelar, termasuk yang terakhir titel major di Augusta, telah membuktikan bahwa Scheffler merupakan pegolf terbaik dunia saat ini. Posisinya di Official World Golf Ranking akan tetap bertahan lebih lama, berkat poin dari keberhasilannya di Masters. Sebelum Phoenix Open, Scheffler telah menyelesaikan 65 start di PGA Tour sejak memegang kartu Tour musim 2020. Itu pun tidak menghasilkan satu gelar pun.

“Saya tidak pernah berharap duduk di tempat saya saat ini. Anda jangan berharap segalanya datang kepada Anda dalam kehidupan ini. Anda cukup lakukan yang terbaik dengan tangan Anda. Saya tidak pernah terpikir jago di golf. Saya hanya terus berlatih dan bekerja keras. Itulah yang akan terus saya lakukan.”

Augusta National

Kehebatan Scheffler di lapangan justru berbanding terbalik dengan apa yang terjadi sebelum putaran terakhir dimulai. Ia mengalami tekanan berat sehingga membuat tidurnya tidak nyenyak. Sebelum ke Augusta, Scheffler berbicara panjang dengan Meredith, istrinya.

“Saya nangis seperti bayi pagi ini. Saya sangat tertekan. Tidak tahu harus berbuat apa. Saya duduk sambil bicara pada Meredith, ‘Saya rasa saya tidak siap untuk ini. Saya tidak siap, Saya tidak merasa siap untuk hal yang begini dan saya kewalahan’,” jelas Scheffler.

Kini, Scheffler bisa bernafas lega. Ia pun hanya ingin segera pulang untuk beristirahat. “Saya hanya ingin pulang. Merayakan sedikit, lalu beristirahat lebih lama. Saya sangat lelah,” katanya.

Kegembiraan Scheffler di Masters kali ini seperti yang dirasakan McIlroy hanya dalam perspektif yang berbeda. Pegolf Irlandia Utara itu harus menunda keinginannya mencetak karier golf grand slam setelah hanya bisa mencapai posisi kedua. Meski bermain luar biasa dengan mencetak 64 (8-under-par), McIlroy sadar dirinya terlambat panas sehingga sulit mengejar Scheffler yang memang sedang berada di top performance-nya.

LOGAN WHITTON/AUGUSTA NATIONAL

“Saya pikir jika saya bisa mencetak 63 hari ini, ini bisa memberikan saya kesempatan. Saya tidak cukup sampai sana, tetapi saya memberikan pukulan yang bagus,” katanya.

Dengan mencetak 6 birdie dan 1 eagle, McIlroy cukup puas dengan penampilannya di hari terakhir, yang menurutnya terbaik sepanjang penampilannya di Masters.

“Saya tidak berpikir pernah meninggalkan Turnamen ini bahagia seperti saya hari ini. “Saya pernah memainkan putaran golf yang sangat baik, dan ini finis saya terbaik. Ini tidak cukup, tetapi saya akan kembali melihat hari ini dengan kenangan yang sangat indah.”

Smith yang berada di posisi T3 berbagi tempat dengan Shane Lowry, yang berhasil bangkit di back nine dan menutup permainannya dengan 69 (3-under-par).

Share with

More News

Empat Asisten Kapten Tim Internasional Presidents Cup 2024 Diumumkan

Peningkatan Kualitas Turnamen Medco-Pondok Indah International Amateur 2024

Raja Baru OOM Asian Tour

14 Srikandi Profesional Indonesia

Digital Edition

Screenshot 2024-04-05 131223
April - May 2024

Kunjungan Ke Dua Destinasi Major

Screenshot 2024-02-05 at 13.13.38
February - March 2024

Pemain Terbaik Indonesia Musim 2023

Cover
December 2023 - January 2024

Juara Sejati di Jagat Golf Indonesia

cover
October - November 2023

Petualangan Viking di Benua Merah