Penghargaan Bergengsi untuk Legenda Golf Wanita Korea

Legenda golf wanita Korea Se Ri Pak telah terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan bergengsi Van Fleet Award tahun ini. Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi mantan pegolf profesional ini dalam memperdalam hubungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) melalui olahraga. Pak akan menerima penghargaan tersebut di New York pada 30 September mendatang, seperti disampaikan Korea Society–sebuah organisasi yang berbasis di AS yang berdedikasi untuk mempromosikan hubungan Korea-AS.

Penghargaan tersebut menggunakan nama mantan Jenderal James A. Van Fleet, komandan Angkatan Darat Kedelapan AS pada puncak Perang Korea 1951. Van Fleet memang merupakan sebuah penghargaan bergengsi dan terkenal, yang diberikan setiap tahun kepada mereka yang telah memberikan kontribusi penting dalam hubungan bilateral Korea-AS.

Para pejabat tingga Korea dan AS yang pernah menerima penghargaan ini, di antaranya, adalah mantan Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung, pahlawan Perang Korea Jenderal Paik Sun-yup, mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, serta mantan Presiden AS George H.W. Bush dan Jimmy Carter.

Credit: Yonhap

Bagi Pak, penghargaan ini menjadi momentum penting keduanya di tahun ini. Sebelumnya, wanita berusia 47 tahun tersebut menjadikan namanya sebagai title event di sebuah turnamen baru LPGA: FIR HILLS SE RI PAK Championship yang digelar pertama kali tahun ini.

“Ini benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan,” kata Pak, seperti dikuti Strait Times. “Senang sekali bisa kembali ke Amerika Serikat dan mengadakan turnamen saya sendiri.”

Berlangsung pada 21-24 Maret lalu, turnamen berhadiah total US$2 juta tersebut dimenangi Nelly Korda, yang kini merupakan pegolf No. 1 Dunia. Gelar itu merupakan yang pertama dari 4 gelar berturut-turut yang diukir Korda pada musim ini.

Namun, Pak menolak jika dibandingkan dengan Tiger Woods, yang juga memiliki turnamen (PGA Tour) sendiri. “Saya baru mulai. Saya akan lebih baik dari Tiger di masa depan,” katanya sambil tertawa. “Tentu saja tidak setinggi apa yang sudah Tiger lakukan karena ia adalah pemain besar. Tetapi, di saat yang sama, ini adalah sisi wanita dan khususnya saya orang Asia. Saya mencoba melakukan yang terbaik. Saya mencoba bekerja keras. Saya benar-benar orang yang beruntung.”

Pak menjadi salah satu legenda golf yang telah mengubah wajah kompetisi wanita dunia hingga seperti sekarang ini. Tiba di LPGA pada 1998, Pak yang waktu itu berusia 20 tahun berhasil menggoyang dominasi para pegolf wanita AS, dan sedikit pegolf Eropa. Mengoleksi 6 gelar Korean LPGA ketika awal datang ke AS, Pak bisa membawa pulang dua gelar juara major di musim rookie-nya: KPMG Women’s PGA Championship (sekarang menjadi McDonald’s LPGA Championship) dan US Women’s Open. Hebatnya, dua trofi itu direngkuhnya dalam lima start pertamanya di LPGA. Di akhir musim ia meraih Rolex Rookie of the Year, dan berhasil finis di posisi kedua dalam daftar pendapatan terbanyak (money list) setelah Annika Sorenstam.

Keberhasilan Pak di LPGA tersebut menginspirasi para pegolf wanita Korea, dan juga para pemain Asia, bahwa mereka  bisa berprestasi di LPGA. Lima tahun setelah kedatangan Pak di LPGA, 8 dari para pegolf di Top 30 merupakan pemain-pemain dari Negeri Ginseng tersebut. Pak yang waktu 1998 tidak bisa berbicara bahasa Inggris tidak pernah terpikir bahwa dirinya membuat LPGA makin kompetitif dengan kehadiran para pemain dari berbagai negara, khususnya negaranya sendiri, Korea, yang mendominasi LPGA hingga saat ini.

“Tidak ada yang tahu bahwa Korea Selatan memiliki pemain golf yang bagus. Saya ingin melihat lebih banyak pemain dari negara saya dan saya juga berharap untuk melihat lebih banyak penggemar dari negara saya. Itulah yang saya harapkan, tapi saya tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi,” kata Pak, seperti dikutip Womens Golf Magazine.

Kesuksesan Pak membuat golf, yang awalnya hanya olahraga yang memiliki populasi kecil, di Korea booming dan menjadi salah satu olahraga populer. Gelombang tsunami talenta-talenta golf Korea pun mulai “menghantam” LPGA dan kini menjadi dominan di kompetisi golf wanita tertinggi dunia tersebut. Para pegolf wanita Korea ingin seperti Pak.

“Saya tahu bahwa sejak 1998 banyak pegolf yang terinspirasi saya,” tambahnya. “Saya sangat senang melihat apa yang terjadi (saat ini), karena–di negara kami–golf merupakan olahraga kecil. Kami tidak banyak memiliki pemain, dan tidak banyak turnamen dalam 1 musim.”

Sejak mulai diperkenalkan pada 2006, para pegolf Korea merupakan yang terbanyak di Top 100 Women’s World Golf Ranking di setiap musimnya. Di 2006, sebanyak 26 pegolf Korea menempati 100 Besar Dunia. Saat ini, 32 pemain berada di Top 100. Musim 2013 dan 2017 merupakan jumlah pegolf Korea terbanyak dalam 1 musim (41 pemain).

“Sejarah LPGA kami pendek, tetapi kami tumbuh sangat cepat. Banyak pegolf kuat Korea yang datang melalui ranking dan saya sangat senang dengan itu. Golf kini makin besar dan besar. Rasanya luar biasa melihatnya,” tutur Pak yang telah mengoleksi 25 gelar LPGA dan 14 gelar KLPGA. “Saya sangat bangga. Tidak hanya pegolf-pegolf Korea, tetapi juga banyak pemain Asia. Masa lalu dan masa depan di sini adalah banyak pegolf dari Asia.”

Share with

More News

IWO 2025: BUKUKAN SKOR 66, 2 PEGOLF KOREA PIMPIN SEMENTARA PUTARAN PERTAMA

Musprov Pilih Reza Rajasa untuk Lanjutkan Tongkat sebagai Ketua Pengprov PGI DKI Jakarta

IWO 2025: PERTUNJUKAN PARA BINTANG GOLF WANITA ASIA-PASIFIK

Great Britain & Ireland Menang Telak Atas Continental Europe di Team Cup 2025

Digital Edition

Screenshot 2024-12-06 170527
Desember 2024 - Januari 2025

Panggung Istimewa Richard T. Lee

COVER OKT NOV
Oktober - November 2024

Menantikan Pemenang Turnamen Termahal di Indonesia

Ags - Sep 2024
August - September 2024

Bersiap Untuk Kompetisi Terbesar-Pertama Se-Indonesia

COVER JUN JUL 2024
June - July 2024

Berburu Emas di Padang Le Golf National