Siang itu, Jonathan Wijono menutup petualangannya selama 4 hari di Aramco Invitational 2023 dengan skor 66 (6-under). Mengumpulkan skor total 285 (3-under), pegolf yang akrab dipanggil Jowi ini finis di T35 di turnamen Asian Development Tour yang berlangsung pada 29 November-2 Desember 2023 di Rolling Hills Golf Course, Riyadh, Arab Saudi. Hasil ini melanjutkan tren positif Jowi di ajang internasional setelah turnamen International Series “BNI Indonesian Masters presented by TNE” pada dua pekan sebelumnya yang berakhir dengan finis T24 (275, 9-under).
Penampilan di Aramco Invitational menjadi partai terakhir Jowi di musim 2023. Tahun lalu menjadi musim gemilang pegolf berusia 22 tahun tersebut. Trofi pegolf terbaik Indonesia yang dikenal dengan Order of Merit PGA Tour of Indonesia (OOM PGATI) menjadi bukti pengakuan atas kegemilangan Jowi di musim tersebut.
Pegolf asal Surabaya ini memang langsung bertengger di puncak OOM PGATI ketika Indonesian Tourism Golf Pro Series (ITG-PS) 2023 menyelesaikan seri pertama pada Maret 2023. Gelar pertama menjadi pembuka dari lima titel berikutnya di sirkuit golf nasional tersebut. Posisi Jowi sebagai pemuncak OOM PGATI tidak tergoyahkan hingga ITG-PS berakhir pada 14 Desember di Merapi Golf Club, Yogyakarta.
Dari 20 turnamen ITG PS 2023, Jowi mengikuti 14 seri dengan 12 kali finis Top 10, enam di antaranya menjadi juara. Penampilan impresif ini memang menguatkan status Jowi sebagai pegolf Indonesia terbaik musim 2023. Permainan gemilang Jowi menular dalam kiprah Jowi di event internasional Asian Tour. Dalam dua turnamen diikutinya, Indonesia Open dan Indonesian Masters, Jowi berhasil mencatatkan namanya di final leaderboard. Meski demikian, ia masih kurang puas dengan performanya sepanjang 2023 tersebut.
“Sebenarnya ingin menang (turnamen lokal) lebih dari 10 kali. Chance-nya ada, belum bisa perform aja sih. Di Asian Tour pun, Indonesia Open dan Indonesian Masters, maunya kan masuk Top 5. Cuma enggak tercapai. Banyak bikin kesalahan. Bukan minggunya saya juga sih. Jadi ya masih kurang. Namun, saya masih bersyukur bisa menang 6 turnamen dalam setahun. Itu sebuah pencapaian. Tapi kalau ngomongin target ya maunya lebih dari itu (6 trofi),” kata Jowi.
Sayang, penampilan impresif di ITG-PS dan Asian Tour tidak dibarengi dengan performa meyakinkan di Asian Development Tour, yang merupakan sirkuit sekunder Asian Tour. Dibandingkan dengan ADT 2022, yang berakhir dengan 2 kali finis Top 10 dan 1 missed cut (MC) dalam 8 event ADT yang diikutinya, Jowi justru membukukan prestasi yang kurang memuaskan di 2023 dengan 1 kali finis T15 dan 4 kali MC dalam 8 event ADT. Ada masalah dengan permainan di ADT kemarin?
“Lebih di pikiran saja sih. Jadinya main terlalu hati-hati. Padahal mestinya main lepas saja, seperti biasa. ADT terutama, kan ingin perform juga kan? Ngejar-nya Top 10, dan tentunya order of merit. Malah jadi kurang baik. Sebelum ADT (yang di Indonesia mulai pada Agustus) kan, beberapa kali menang di level local tour. Berusaha mempertahankan (keinginan menang) itu juga. Soalnya main di ADT kan, masuk ranking (nasional) juga. Sebenarnya bisa bermain bagus kemarin, Cuma ya pikiran sendiri yang nggak bisa ngalahin diri sendiri, yang jadi hambatan. Itu yang bikin agak slow di level sirkuit yang lebih tinggi, karena expectation itu tadi. Mungkin pressure yang di ADT waktu itu ingin Top 10. I know I can make it, tapi pikirannya yang enggak sejalan dengan yang seharusnya. Tahu bahwa saya harus main santai, main lepas. Tapi begitu di lapangan, kepikiran, “Wah mempertahankan ini, harus main di atas.” Yang kedua juga, ngejaga supaya bisa masuk Top 10. Ini yang bikin problem. Seharusnya main lepas,” jelas Jowi yang merupakan mantan atlet golf nasional ini.
Namun, Jowi cukup terhibur juga dengan penampilannya di Asian Tour, khususnya BNI Indonesian Masters presented by TNE. Setelah tiga kali gagal dalam turnamen terbesar di Indonesia tersebut, Jowi berhasil lolos cut dalam penampilan keempatnya. Yang membanggakannya, keberhasilan itu terwujud di turnamen premium Asian Tour, International Series”, yang diikuti para pegolf elite Asian Tour dan internasional, termasuk juara major 2018 Patrick Reed. Ia yang merupakan 1 dari 2 pegolf tuan rumah yang lolos cut menjadi pegolf nasional yang mencatatkan skor terendah 279 (9-under) dalam turnamen berhadiah total US$1,5 juta ini.
“Ya puji Tuhan dapat menjadi pemain Indo dengan score terbaik di IM 2023. Hopefully, IM tahun ini bisa bermain seperti itu,” ujarnya.
Penampilan Jowi di ADT dan Asian Tour turut menguatkan posisinya di OOM PGATI 2023. Jika bertanding di dalam negeri, pendapatan yang didapat masuk 100% dalam OOM. Sedangkan, iika bertanding di luar negeri, 20% pendapatan dari keberhasilan bermain di event luar Indonesia tersebut masuk dalam OOM.
Menjadi pegolf pro pada 2021, dan mulai bertarung di arena profesional pada 2022, Jowi—bersama Naraajie E. Ramadhanputra–langsung menunjukkan potensinya sebagai salah satu pegolf nasional yang bisa berbicara di pentas internasional. Kondisi ini justru terbalik dengan keinginan Jowi pada 2019.
“Aku sempat bilang waktu itu enggak mau turn pro, karena enggak tahu ke depannya mau gimana. Waktu itu memang belum terlalu tahu. Soalnya kalau pro pun, aku enggak mau main di satu Tour thok. Aku mau lebih dari itu. Cuma waktu itu emang enggak pingin. Mau fokus saja di amatir. Nah berubah pikiran itu gara-gara Covid-19 enggak tahu mau ngapain. Kalau mau ngajar, harus punya kartu teaching pro. Sebenarnya enggak mau ngajar juga. Tapi waktu itu ada teman maksa minta diajari. Aku nyoba, terus menemukan kepuasan. Ada passion juga. Dia main bagus waktu itu, aku ikut senang. Pelan-pelan mulai ketagihan. Nah, ketika 2022 mulai ada lagi turnamen, ya sudah aku sikat. Apalagi sekarang ada LIV. Aku tertarik masuk situ. Jadi, aku seriusin (di touring pro) ya tujuannya masuk situ (LIV),” jelas Jowi.
Ya, LIV Golf League memang selalu menjadi tujuan utama Jowi ketika berkiprah di ADT hingga Asian Tour. Ia masih optimistis bisa mencapai cita-cita yang diinginkan banyak pegolf professional Asia saat ini. Jalan terjal memang harus dilalui. Meski konsistensi permainan masih bisa terjaga, mindset-nya yang kadang mengganggu performanya seperti yang terjadi di musim 2023. Jowi sudah mengantisipasi itu ketika menyiapkan untuk terjun musim 2024.
“Game plan-nya tetap sama. Main konservatif tapi progresif bersamaan. Preparation-nya lebih ke mental, mindset-nya, supaya bisa main lebih lepas,” tutur Jowi.
ORDER OF MERIT PGA TOUR OF INDONESIA 2023
POS NAMA MAIN PENDAPATAN
1 Jonathan Wijono 21 Rp 807,730,399
2 Kevin C. Akbar 15 Rp 603,228,583
3 Benita Y. Kasiadi 21 Rp 390,025,217
4 Syukrizal 23 Rp 304,269,261
5 Bradley Taslim 25 Rp 248,383,082
6 Naraajie E.R. 12 Rp 205,727,291
7 Rory Hie 21 Rp 201,008,498
8 Indra Hermawan 24 Rp 196,766,833
9 Nasin Surachman 24 Rp 166,388,783
10 Almay Rayhan Y. 22 Rp 165,032,984