Angin menjadi faktor utama yang menyulitkan dalam putaran Kedua Masters. Ujian ini rupanya merusak permainan para pegolf dalam putaran kedua Masters 2022. Mereka kesulitan untuk memilih club yang tepat. Karena itu, skor under-par menjadi hal yang sangat berharga dalam putaran kali ini.
Sebagian pegolf di top leaderboard, termasuk pemuncak putaran pertama Sungjae Im, harus membuang banyak pukulan di hari kedua ini. Namun, itu tidak berlaku bagi Scottie Scheffler. Pegolf No. 1 Dunia ini justru tampil perkasa dalam putaran penentuan lolos cut atau tidaknya.
Scottie yang merupakan pegolf paling hot dalam beberapa bulan terakhir ini membuktikan kualitasnya mengapa ia pantas berada di takhta No. 1 Official World Golf Ranking. Dengan menyandang tiga gelar juara dalam lima penampilan terakhirnya, pegolf berusia 25 tahun ini membuka peluang besar untuk titel keempatnya.
Dua bogey, meski dipotong satu birdie di hole 2, dalam enam hole pertama sempat memberikan tekanan pada Rookie of the Year PGA Tour 2020 agar tidak kehilangan banyak pukulan. Namun, Scheffler bisa bangkit di hole 7 dengan birdie, yang menebus bogey di hole-hole sebelumnya.
Tambahan lima birdie di hole 8, 12, 13, 15, dan 16 mendorong Scheffler ke posisi puncak hingga putaran kedua berakhir. Mencetak skor 67 (5-under-par) dengan total 8-under-par, Scheffler memimpin 36 hole—yang membuka peluang juara lebih lebar. Ia unggul lima pukulan dari empat pegolf yang berada di T2.
Dengan selisih lima pukulan ini, Scheffler menyamai rekor Harry Cooper (1936), Herman Keiser (1946), Jack Nicklaus (1975), Raymond Floyd (1976) dan Jordan Spieth (2015) dalam 36 hole. Kecuali Cooper, semua memenangi Masters.
“Saya menantikan tantangan besok. Saya masih main di lapangan golf ini. Ada sekitar 50 pegolf yang di lapangan, dan saya tidak mengkhawatirkan apa yang mereka lakukan. Saya hanya memainkan game saya dan tetap melakukan apa yang saya lakukan.”
Sebelum menang di Phoenix Open Februari lalu, Scheffler yang memiliki karier gemilang di amatir belum menyabet satu gelar PGA Tour pun. Namun, setelah itu, ia menambah dua gelar juara lainnya yang menempatkan dirinya di posisi No. 1 Dunia. Kini, Scheffler berpeluang menambah gelar lagi dengan skor total 136 (8-under-par), memimpin dengan lima pukulan.
“Hasil hari ini sangat penting. Saya ingin menempatkan diri dalam posisi untuk menang turnamen, dan itulah yang menyenangkan saya. Itu pula yang saya lakukan dua hari pertama, dan mudah-mudahan saya bisa jaga ini berjalan (sesuai harapan) pekan ini,” tambah Scheffler.
Empat pegolf, juara bertahan Hideki Matsuyama, juara Masters 2011 Charl Schwartzel, Shane Lowry, dan pimpinan leaderboard hari pertama Im, membuntuti Scheffler di T2 dengan 141 (3-under-par). Meski tertinggal lima pukulan, keempatnya masih memiliki kesempatan untuk menggusur Scheffler.
“Target saya adalah main golf yang bagus. Tapi lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Saya akan pastikan untuk mempersiapkan diri lebih baik (untuk akhir pekan),” kata Matsuyama.
Kredit: Masters
Im yang sempat bermain impresif harus mengakui kesulitannya di putaran kedua. Ia masih menjaga peluang dengan posisinya di T2.
“Cuacanya tidak menentu. Arah angin dan segalanya membingungkan. Ketika saya coba putuskan untuk melakukan pukulan, angin membuat pilihan iron jadi sulit. Segalanya tidak berjalan baik. Tetapi kami punya dua hari lagi.”