Mengincar Green Jacket Pertama

Suhu dingin dan angin yang terus-menerus berembus menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta Masters Tournament 2022 di moving day. Tidak terkecuali bagi Scottie Scheffler.

Di tengah kondisi sulit tersebut, pegolf No. 1 Dunia ini masih bisa survive. Scheffler membukukan skor 71 (1-under-par). Ia menjadi satu dari sembilan pegolf yang berhasil membukukan skor under-par, yang mencerminkan brutalnya kondisi putaran ketiga.

Sempat membukukan 3-under dengan selisih keunggulan enam pukulan di first nine, Scheffler terpaksa menerima keunggulannya menipis akibat empat bogey di second nine. Hasil putaran ketiga tetap menempatkan Scheffler di posisi puncak dengan 207 (9-under-par). Pegolf berusia 25 tahun ini mendekati sejarah baru dalam kariernya: juara Masters.

Seandainya menang di putaran terakhir setelah memimpin 54 hole, Scheffler akan pegolf kelima setelah Ian Woosnam (1991), Fred Couples (1992), Woods (2001, 2002), dan Dustin Johnson (2020), yang datang ke Augusta sebagai pegolf No. 1 dan meraih Jaket Hijau. Bahkan, ada kemiripan Scheffler dan Couples, yang meraih posisi puncak golf Dunia lebih dulu pada 1992 sebelum menang di Augusta National.

Sejak hari pertama, Scheffler telah menunjukkan kematangannya. Ia pun mengakui itu. “Saya telah belajar dari waktu ke waktu. Saya telah berkembang banyak sejak main di junior dan college. Saya merasa saya belajar banyak di sana. Saya agak temperamen. Saya rasa, di SMA dan PT, bisa menjadi tetap sabar dan sadar kesalahan akan selalu datang….memenangi turnamen golf di sini tidaklah mudah,” katanya.

Meski demikian, Scheffler mesti mewaspadai Cameron Smith, yang berada di posisi kedua. Ia hanya memimpin dengan 3 pukulan dari Cameron Smith yang bermain lebih baik di hari ketiga.

Kredit: Getty Images

Pegolf Australia ini mengukir skor terbaik dari semua peserta, dan menjadi satu-satunya peserta yang bisa menembus skor di bawah 70, sepanjang putaran ini. Meski demikian, ia mengakui cukup sulit menghadapi cuaca dingin.

“Harus menghangatkan tangan seharian ini, tetapi saya tidak berpikir ini menolong. Jujur saja,” kata juara The PLAYERS Championship bulan lalu.

Smith masih tetap berpeluang. Tertinggal 3 pukulan, pegolf berusia 28 tahun ini memiliki satu putaran lagi untuk mewujudkan prestasi terbaru dalam karier profesionalnya: meraih Jaket Hijau.

“Setiap hole, di sanalah ada kesempatan. Saya yakin dengan melihat apa yang Anda perlu lakukan. Jadi, yeah, target hari ini adalah terus membuat birdie. Scottie buat birdie, jadi (saya) mengikuti saja,” tambahnya.

Andrew Reddington

Tidak hanya Smith, Sungjae Im yang berada di posisi ketiga pun berambisi untuk mendapatkan gelar major pertamanya. “Saya masih punya kesempatan. Menang Masters akan sangat menyenangkan, tetapi tekanan dan pola pikir aggresif akan merusak permainan saya. Saya akan tetap tenang dan fokus. Saya akan coba tidak lihat skor lain dan menjaga permainan saya hingga hole 18,” ujar pegolf Korea berusia 24 tahun ini.

Share with

More News

IWO 2025: BUKUKAN SKOR 66, 2 PEGOLF KOREA PIMPIN SEMENTARA PUTARAN PERTAMA

Musprov Pilih Reza Rajasa untuk Lanjutkan Tongkat sebagai Ketua Pengprov PGI DKI Jakarta

IWO 2025: PERTUNJUKAN PARA BINTANG GOLF WANITA ASIA-PASIFIK

Great Britain & Ireland Menang Telak Atas Continental Europe di Team Cup 2025

Digital Edition

Screenshot 2024-12-06 170527
Desember 2024 - Januari 2025

Panggung Istimewa Richard T. Lee

COVER OKT NOV
Oktober - November 2024

Menantikan Pemenang Turnamen Termahal di Indonesia

Ags - Sep 2024
August - September 2024

Bersiap Untuk Kompetisi Terbesar-Pertama Se-Indonesia

COVER JUN JUL 2024
June - July 2024

Berburu Emas di Padang Le Golf National