Meski sudah menyatakan pensiun dari sepakbola, mantan pesepakbola di Premier League Peter Odemwingie belum meninggalkan dunia olahraga. Ia bahkan kini menekuni golf dan menyandang status sebagai pegolf profesional. Belum lama ini, ia telah lulus sebagai anggota PGA.
Sebelum menjadi anggota PGA, Odemwingie menjalani proses panjang sebagai pemain golf. Istrinya mendorongnya agar lebih serius dengan menyarankannya untuk masuk Aston Wood Golf Club, Staffordshire. Mantan striker klub Premier League Stoke City ini pun kemudian melanjutkannya dengan mendalami pendidikan golf secara akademis di University of Birmingham.
“Saya bangga karena saya menantang diri saya sendiri tidak hanya untuk menerapkan upaya dalam olahraga tetapi juga secara akademis. Saya harap kisah saya dapat memotivasi banyak orang untuk mengikutinya, entah itu melalui PGA atau bentuk studi lainnya,” kata Odemwingie, yang pernah meraih medali perak untuk cabang sepakbola di Olimpiade 2008 dan tampil di Piala Dunia 2010 dan 2014.

Lima tahun lalu, tepatnya pada 3 April 2018, Odemwingie resmi menggantung sepatunya. Memulai karier profesionalnya di klub asal Nigeria, Bendel Insurance, pada 2000, Odemwingie menghabiskan 8 tahun di 3 negara (Belgia, Prancis, dan Rusia). Lalu, ia meningkatkan kariernya di Premier League Inggris (West Bromwich Albion, Cardiff City, dan Stoke City) mulai 2010-2016, yang kemudian berlanjut ke klub Divisi 2 Bristol City dan Rotherham United. Klub terakhir Odemwingie sebelum gantung sepatu adalah Madura United, klub Liga 1 Indonesia. Selama kariernya di klub-klub profesional, mantan pemain timnas Nigeria ini telah mencetak 125 golf dari 413 kali tampil.
Sempat mengutarakan rencananya untuk mengambil karier kepelatihan, Odemwingie justru banting setir: mendalami golf. Olahraga yang mulai dikenal pada 2013 tersebut justru menjadi fokusnya pasca-pensiun dari dunia sepakbola.

“Saya mulai bermain di akhir masa-masa saya di West Brom karena beberapa teman (di klub) bermain golf, dan saya dapat melihat kegembiraan yang mereka miliki. Mereka akan pergi dan bermain pada hari Selasa setelah latihan, dan mereka akan membawa peralatan golf mereka dan membicarakannya, tetapi saya tidak dapat memahaminya karena kosakata golf sangat berbeda dengan yang lainnya,” jelasnya, seperti dikutip qualifications.pga.info.
“Kemudian, dalam salah satu perjalanan latihan pra-musim bersama West Brom, [manajer] Roy Hodgson membawa kami ke resor golf dan orang-orang bermain golf di hari libur, jadi saya hanya lewat di tempat latihan, dan saya pikir saya akan mencoba memukul beberapa bola. Saya mengenakan sandal, tapi saya memukul beberapa bola, dan saya menyukai suaranya dan melihat bola terbang. Bola itu meluncur ke bawah sehingga melayang lebih jauh. Saya pikir, ‘OK, ada sesuatu di dalamnya’,” tambahnya, yang kemudian jatuh cinta dengan golf sebagai olahraga keduanya.
Mantan striker berbakat ini menyatakan pada 2020 bahwa ia “siap untuk membuat kebisingan” sebagai pegolf. Odemwingie kemudian mengikut pelatihan PGA untuk memulai kehidupan baru sebagai pegolf profesional.
Setelah lulus dari playing ability test di The Belfry, olahragawan kelahiran Uzbekistan ini memulai kariernya di Clutch Tour (sebelumnya bernama PGA EuroPro Tour) – level di bawah Challenge Tour – serta Jamega Tour dan TP Tour.
September nanti, Odemwingie akan diwisuda di kampusnya University of Birmingham. Ia kini memiliki kemampuan teknik dan akademi untuk golfnya.
“Kuliah ini membutuhkan usaha untuk menyelesaikannya. Saya mendengar bahwa banyak orang yang berhenti di tengah jalan karena banyaknya materi dan tekanan yang menyertainya. Itu tidak mudah, tetapi saya pikir karakter yang saya kembangkan dari sepak bola membantu. Saya pernah mengalami masa-masa ketika saya mengalami paceklik gol dan tidak mencetak gol selama lima atau enam bulan, tetapi Anda harus terus maju – terkadang Anda hanya perlu bertahan,” jelasnya.

Kini Odemwingie berharap dengan status barunya sebagai pro ia bisa menumbuhkan olahraga tersebut, khususnya di Nigeria dan Russia, yang dikenal melahirkan banyak pesepakbola terkenal tetapi memiliki potensi bagus untuk golf.
“Ini adalah negara-negara yang sangat sportif, tetapi mereka tidak memiliki pegolf yang mewakili mereka di panggung dunia, dan ini sangat disayangkan,” katanya.
“Saya harus mengutamakan studi saya dalam beberapa tahun terakhir ini, tetapi sekarang saya telah lulus dan saya berada dalam posisi untuk melakukan sesuatu dan saya berharap untuk mendapatkan dukungan untuk menyelenggarakan beberapa turnamen di Nigeria dengan hadiah uang yang layak.
“Bekas Uni Soviet adalah wilayah yang sangat luas dan tempat-tempat seperti Kazakhstan telah menjadi tuan rumah acara Challenge Tour, jadi saya ingin pergi ke sana dan berbicara dengan orang-orang tentang peluang untuk mengembangkan permainan di bagian dunia itu juga. Mudah-mudahan sekarang dengan status saya sebagai PGA Professional, itu akan membuka pintu dan orang-orang akan menanggapinya dengan serius, dan dari sana Anda melangkah selangkah demi selangkah menuju tujuan Anda.”