Datang, main, dan bawa medali. Kalimat ini pantas ditujukan pada Amadeus Susansto Christian. Pegolf asal Jateng ini baru menjalani debut SEA Games 2021. Namun, ia berhasil membawa pulang dua medali: perak untuk individu putra dan perunggu beregu. Keberhasilan Amadeus di nomor individu sebenarnya bisa dibilang memberikan kejutan. Ia menutup putaran akhir dengan skor terendah di hari itu: 68 (4-under-par), dan bertengger di puncak dengan 7-under. Amadeus akhirnya hanya meraih perak setelah kalah di babak playoff. Berikut wawancara singkat dengan pegolf yang biasa dipanggil “Yoyo” ini:
Apa target Anda pribadi sebelum turun di SEA Games?
Ini SEA Games pertama aku. Sebenarnya targetnya sih nggak muluk-muluk. Paling tidak, di individu, (masuk) Top 10. Bisa bersaing dengan negara-negara lain. Pokoknya berikan yang terbaik. Kan sudah ada persiapan latihan di Emeralda juga selama sebulan lebih dengan coach Lawrie (Montague). Kita sudah omong-omong tentang target kita. Walaupun tim kita nggak full, harusnya 4 cowok dan 3 cewek, dan kita cuma kirim 3 cowok dan 2 cewek, targetnya, ya perunggu beregu.
Ternyata, di putaran kedua, Anda hanya terpaut tiga pukulan dari leader. Apakah ada beban ketika menuju final round?
Sebenarnya dari hari pertama itu aku main tanpa beban. Kita kan sudah tiga kali practice di Heron. Aku merasa lapangan ini lumayan cocok dengan tipe pukulanku, tipe short game, dan putting juga. Lapangan ini nggak beda-beda jauh dengan lapangan yang kita latihan di Indonesia. Adaptasinya nggak terlalu susah. Kondisi cuacanya pun sama dengan Indonesia. Jadi, kita sudah terbiasa.
Di final round, Anda tampil luar biasa. Apa yang terjadi sebelum turun di hari terakhir?
Sebenarnya bantuan Coach Lawrie dan Coach Alga (Topan). Malamnya itu kita ada briefing, terus diberi motivasi. Paginya sebelum tee off semangat saya seperti terbakar.
Lalu, bagaimana dengan goal pribadi Anda sebelum final?
Aku tahu hari terakhir bakal main dengan unggulan Vietnam dan TK (Rachanon Chantananuwat) yang baru menang turnamen Asian Tour. Target aku sih, kalau bisa hari terakhir skornya paling baik di antara mereka. Motivasinya begitu. Jadi tambah semangat saja.
Dua hole dalam extra hole, Anda bisa mengimbangi Ervin. Namun, di hole ketiga, Anda harus mengakui keunggulan Ervin. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kita playoff di hole 18, 18, dan 10. Kalau main terus di hole 18, itu sebenarnya keunggulan saya. Ervin Chang kan pukulannnya kencang. Hole 18 dia tee off nggak bisa pakai driver. Hole 10 dia tee off pakai driver. Jadi second shot-nya tinggal jarak pitch (shot) buat dia. Buat aku, hole 10 itu termasuk hole panjang. Keuntungan dia main di hole 10, hole birdie buat dia.
Meski demikian, Anda bisa dapat perak di penampilan perdana SEA Games. Bagaimana rasanya?
Bangga banget. Main SEA Games pertama, nggak ada ekspektasi apa-apa. Eh pulang bawa medali. Perak, individu buat Indonesia.
Anda sebenarnya tipikal pemain yang bagaimana?
Saya lebih cocok main di lapangan yang nggak pake driver tee off-nya. Lapangan yang banyak strategi dari tee off. Tee off pakai iron, pakai fairway wood. Kebetulan short game saya (di Heron), chippingnya bagus. Sekitar green Heron Lake kan roughnya tebal-tebal. Jadi banyak membuat par di event kemarin.
Ketika tampil di nomor beregu saat menghadapi Malaysia di semifinal, Anda kalah telak dari Ervin. Apa yang dihadapi Anda saat itu?
Hari kedua (nomor beregu), (saya) kurang beruntung. Ervin mainnya lagi bagus. 13 hole, dia bikin 5-6 birdie. Kita harus accept bahwa Malaysia memang mendominasi di SEA Games kemarin.
Setelah kalah di semifinal, apa evaluasi yang dilakukan untuk perebutan perunggu?
Kita hanya mengubah strategi saja. Waktu di semifinal, saya main di bagian pertama, lalu Randy dan Naraajie. Untuk perebutan perunggu, aku paling belakang dan Naraajie main pertama.