Danny Chia adalah salah satu pegolf profesional terbaik Malaysia. Ia merupakan pegolf pertama negara tersebut yang bisa menang di Asian Tour. Pegolf yang kini berusia 49 tahun ini pernah tampil di The Open Championship 2002 untuk pertama kalinya, dan pernah finis T55 di 2010 dalam penampilan ketiganya. Danny yang kini telah mengoleksi 19 gelar profesional (dua di antaranya adalah turnamen Asian Tour) bermain dengan Naraajie E. Ramadhanputra dan Jonathan Wijono dalam dua putaran terakhir di OB Golf Invitational. Berikut pandangan pegolf yang pernah menang dua kali di Indonesia (Jakarta Raya Open 1996 dan International Championship 2007) terhadap dua pegolf muda Indonesia itu.
Bagaimana kesan Anda terhadap Naraajie dan Jonathan?
Very impressive. Mereka pegolf-pegolf berbakat. Namun, mereka tetap harus menyadari keadaan sekeliling mereka. Kadang di tengah jalan, di masa depan, sesuatu akan terjadi yang mungkin saja mengubah nasib mereka. Saya rasa bagi mereka sekarang adalah fokus bermain di turnamen sebanyak mungkin. Kompetisi sangat bagus bagi mereka. Sayangnya, di Asia saat ini belum banyak turnamen yang bisa mereka ikuti. Jadi, mereka harus menemukan jalan untuk bisa berkompetisi. Main di banyak turnamen yang kompetitif.
Anda sudah berpengalaman di Asian Tour dan banyak bermain di level tertinggi internasional. Apa saran-saran yang bisa Anda bagi kepada mereka, dan juga pegolf-pegolf muda lainnya?
Saya rasa yang terbaik bagi mereka adalah menjalani satu per satu. Bagi Naraajie dan Jonathan, coba ikut Q-School Asian Tour. Bisa lolos beberapa cut. Main di ADT secara full, dan coba meraih kartu (Asian Tour)—dengan berada di top 7 Order of Merit ADT. Bagi saya, banyak latihan tidak cukup. Kadang kita harus ikut banyak turnamen, untuk mendapatkan pengalaman. Anda akan mendapat feel yang nyaman ketika main dalam sebuah turnamen.
Ada lagi?
Dan juga travelling. Saya pikir satu hal yang juga penting adalah travelling. Saya banyak temukan para pegolf turn pro dan tidak terbiasa travelling. Ada beberapa turnamen yang sebenarnya bisa mereka ikuti tapi mereka tidak mau karena malas travelling. Saya tahu perasaan mereka karena saya pun mulai dari posisi yang sama. Kita selalu merasa insecure. Turnamen baru, negara baru. Saya belum pernah ke situ sebelumnya. Karena itu saya merasa insecure. Jika Anda melakukan langkah pertama, bermain di beberapa event, tentu saja akan merasa insecure dan uncomfortable awalnya. Tetapi jika sudah melakukan beberapa kali, Anda akan mulai menikmatinya. Anda mulai tampil. Semuanya akan menjadi terasa normal. Jadi Anda harus berani untuk travelling.
Ketika masih muda, saya sering dating ke Indonesia dan bermain dengan pro-pro local seperti Maan (Nasim) dan pemain-pemain lainnya. Saya kenal dekat dengan mereka.