Naraajie Emerald Ramadhanputra sudah mengikuti empat International Series di musim ini. Atmosfer turnamen yang berbeda dari event yang pernah diikutinya dan juga kualitas para peserta membuat pegolf berusia 23 tahun ini harus bekerja keras untuk bisa mengimbangi semuanya.
Naraajie Emerald Ramadhanputra merupakan satu-satunya pegolf Indonesia yang menyandang status pemain Asian Tour. Dengan kartu Tour tersebut, pegolf asal Bandung ini berkesempatan untuk tanding di ajang International Series, yang kini menjadi kompetisi level tertinggi di Asian Tour.
Bermain di ajang paling kompetitif ini, Naraajie merasakan hal yang berbeda dari kompetisi profesional internasional yang pernah diikutinya. “Bagus banget sih, mungkin kalau di turnamen amatirnya (International Series) ini seperti Asia Pacific Championship. Semuanya ter-organize dari on the course hingga off the course. Jadi, istilahnya pemain itu seperti tinggal main dan enjoy the week saja. Enggak usah mikir yang lain-lain,” kata Naraajie.
Sayangnya, hingga International Series ke-4, upaya peraih dua gelar Asian Development Tour musim lalu tersebut belum membuahkan hasil minimal yang bagus: lolos cut. Naraajie mengakui bermain di International Series tidaklah mudah.
“Dari segi lapangan sih beda, biasanya kalau IS set up-nya lebih susah dan dapat lapangannya juga yang bagus banget (dari sisi tantangannya). Field-nya pasti juga beda. Banyak pemain elite Asian Tour yang pasti main di IS. Di turnamen reguler mereka jarang main. Suasana (kompetisi)-nya juga beda karena yang main bagus-bagus dan (hadiahnya juga) big money. Jadi, terasa lebih special saja turnamennya,” jelas Naraajie.
Naraajie merasakan langsung beratnya persaingan di International Series. Di International Series Thailand, yang merupakan rangkaian seri yang ketiga tahun ini, Naraajie sudah bermain impresif selama dua hari dengan skor 72-68 (140, 4-under). Skor ini pun ternyata tidak cukup meloloskan Naraajie ke putaran berikutnya karena batas cut justru berada di 5-under.
“Kompetisi di IS memang ketat dari ADT (dan juga turnamen reguler Asian Tour), permainan saya juga belum dapat yang enak kalau (sedang tanding) di luar (negeri). Ini kan pertama kali tampil di lapangan-lapangan Asian Tour yang saya sebelumnya belum pernah main. Jadi, rasanya challenging banget karena harus pelajari lapangannya cepat, cuma 2 hari untuk practice round. Kalau biasanya main di lapangan yang sudah lumayan tahu, saya lebih comfortable mainnya,” tambah Naraajie. “Selain itu, saya juga terlalu maksa untuk (lolos) cut, jadi ya mainnya belum enjoy.”