Belanda sebenarnya memenuhi kuota atlet golf (2 putra dan 2 putri) untuk bertanding di Olimpiade 2024, tetapi Komite Olimpiade negara tersebut hanya mengirimkan 1 atlet golf saja ke Paris, yaitu Anne Van Dam, yang saat ini berada di No. 108 Dunia dan No. 34 dalam Olympic ranking. Joost Luiten (No. 148 Dunia), Darius Van Driel (No. 242), dan Dewi Weber (No. 302) terpaksa hanya menikmati golf di layar televisi Belanda,
Komite Olimpiade Belanda meyakini bahwa peringkat dunia atlet-atlet tersebut terlalu besar sehingga peluang realistis untuk bisa bersaing dengan kompetitor-kompetitor lain di Paris terlalu rendah. Federasi Golf Belanda mengatakan pada Selasa (25/6) bahwa mereka menyajikan “argumen dan data yang luas” dalam pertemuan 14 Juni dengan Komite Olimpiade Belanda, dengan harapan dapat menunjukkan perbedaan unik dalam golf dibandingkan dengan olahraga lainnya.

“Menurut mereka, belum ada bukti bahwa ada peluang yang masuk akal untuk menembus peringkat delapan besar dalam Olimpiade,” kata NGF (Federasi Golf Belanda) dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AP.
Pertemuan ini menghasilkan keputusan bahwa Luiten, Van Driel, dan Weber harus mengubur mimpi mereka bertanding di Paris. Bagi Luiten dan Van Driel, ini merupakan kegagalan kedua mereka tampil di pesta olahraga terbesar di dunia karena peringkat mereka di luar Top 200.
Banyak yang menyayangkan keputusan tersebut. Mereka menilai bahwa fakta yang terjadi di Olimpiade 2020 Tokyo berbicara lain dari alasan yang diungkapkan Komite Olimpiade Belanda. Rory Sabbatini yang waktu itu tercatat sebagai pegolf No. 161 Dunia berhasil mencetak skor 61 di putaran akhir. Pegolf Slovakia tersebut bahkan bisa menyabet medali perak yang menjadi hari bersejarah bagi golf Slovakia. C.T. Pan dari China Taipei memenangi play-off yang diikuti 7 pegolf, termasuk dua pegolf terbaik dunia Rory McIlroy dan Collin Morikawa, untuk meraih perunggu. Pan lolos ke Tokyo waktu itu dengan No. 181 Dunia.

Untuk event Tokyo, Belanda memang menetapkan standar tinggi bahwa pemain yang berada di Top 100 dunia atau Top 36 dalam Olympic Ranking baru bisa tampil di Olimpiade. Luiten waktu itu berada di No. 177 dan Wil Besseling di No. 221 saat kualifikasi ditutup. Luiten sebenarnya bukan pegolf yang biasa-biasa saja. Ia merupakan peraih 6 gelar European Tour dan telah 21 kali lolos ke turnamen-turnamen major, termasuk Masters (2 kali).
Besseling bahkan pernah menyampaikan keluhan pada para pejabat olahraga Belanda agar mengubah kriteria tersebut. Baginya, kriteria itu adalah “aturan yang bodoh untuk dibuat”.

Ketidakhadiran para pegolf Belanda tersebut digantikan Joel Girrbach (Swiss, No. 366 Dunia) dan Tapio Pulkkanen (Finlandia, No. 378) untuk putra. Untuk putri, belum dirilis siapa pengganti Weber. International Golf Federation (IGF) sendiri baru memfinalisasi daftar 60 atlet putra-putri untuk Olimpiade 2024 pada 9 Juli mendatang.
Melalui surat resmi, IGF sebenarnya memberikan dukungan kepada para pegolf Belanda pada pertemuan 14 Juni. Mereka mencoba menjelaskan bahwa margin dalam golf sangat tipis sehingga pemain yang berada di luar Top 100 masih bisa berpeluang menang.
“Adalah hal yang umum bagi pemain dengan peringkat lebih besar untuk membuat dampak yang signifikan di turnamen besar, memutarbalikkan keadaan dengan situasi klasemen mereka saat ini,” kata surat IGF. “Ada banyak contoh pemain yang memiliki peringkat lebih besar di OWGR malah tampil bagus di event-event besar.”