Golf akhirnya menjadi salah satu cabang olahraga Olimpiade setelah lebih dari satu century terabaikan. Namun, pelaksanaan cabor golf di Olimpiade 2016 tidak dihadiri beberapa pegolf terbaik dunia karena virus Zika.
Ketika IOC memutuskan untuk memasukkan golf ke dalam cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan dalam Olimpiade 2016, ini menjadi bentuk pengakuan bahwa golf merupakan salah satu olahraga yang sudah mendunia. Ini tentu saja menjadi hal yang positif di kalangan publik golf dunia.
Golf telah menjadi sebuah kegiatan tahunan di mana pun dan menghasilkan para atlet yang mampu mempertontonkan sajian olahraga yang menghibur dan juga menegangkan. Event-event golf sudah berlangsung puluhan tahun. Namun, golf harus menunggu 112 tahun untuk bisa kembali masuk cabor Olimpiade setelah terakhir kali dipertandingkan pada 1904.
Meski demikian, pelaksanaan Olimpiade 2016 terganggu dengan isu merebaknya virus Zika yang beredar di kawasan Amerika Selatan. Kehadiran virus ini membuat banyak atlet yang mengundurkan diri ataupun menolak ikut Olimpiade karena khawatir dengan kondisi kesehatan mereka. Tidak terkecuali dengan atlet-atlet golf. Namun, dugaan lain adalah ketidaktertarikan sebagian atlet untuk meramaikan golf di Olimpiade.

Juara US Open 2016 Dustin Johnson, pegolf No. 1 Dunia Jason Day, Rory McIlroy, Jordan Spieth, runner up US Open Shane Lowry, Marc Leishman, Adam Scott, Vijay Singh, serta trio Afrika Selatan– Branden Grace, Louis Oosthuizen dan Charl Schwartzel mundur dari pergelaran Olimpiade 2016. Meski demikian, Justin Rose, Henrik Stenson, Matt Kuchar, Padraig Harrington, Sergio Garcia, serta trio AS—Patrick Reed, Rickie Fowler, dan Bubba Watson tetap terbang ke Rio. Tiga nama pertama bahkan meraih medali untuk pertama kali dalam 112 tahun.
Untuk kategori wanita, Inbee Park (emas), Lydia Ko (perak), dan Shanshan Feng (perunggu) meraih medali di Olympic Golf Course. Cabor golf Olimpiade 2016 diikuti 60 pegolf profesional (pria) serta 57 profesional dan 3 amatir (wanita).
Penulis: Yulius Martinus/ OB Golf