Perhelatan Mandiri Indonesia Open 2023 baru saja berlalu. Sekali lagi, pemain tamu—kali ini pegolf asal Thailand Nitithorn Thippong—menyabet trofi turnamen tertua di Indonesia ini. Indonesia sebagai tuan rumah masih harus menunggu satu tahun lagi untuk bisa menyaksikan anak bangsa bisa meraih podium tertinggi turnamen berhadiah US$500 ribu ini. Publik golf Tanah Air sudah cukup lama menunggu jagoannya untuk bisa mengulang sukses seperti yang diukir Kasiadi 34 tahun yang lalu.
Namun, menyaksikan lima wakil Indonesia pada Mandiri Indonesia Open 2023 kemarin, ada semacam harapan dari perjuangan anak-anak bangsa—khususnya tiga pegolf Tanah Air. Mereka adalah satu pemain amatir Gabriel Hansel Hari dan dua pegolf profesional: Jonathan Wijono dan Kevin C. Akbar.
Di tengah dominasi para pegolf luar negeri, Hansel masih bisa menembus Top 10—tepatnya T9–dalam pergelaran Mandiri Indonesia Open 2023. Perjuangannya selama 4 hari patut diberikan pujian. Membukukan skor total 275 (13-under), mahasiswa The University of Oregon ini bisa membuktikan bahwa dia—meski berstatus amatir–bisa bersaing dengan para pegolf berpengalaman. Motivasi terbesarnya adalah hasil maksimal di ajang national open tersebut bisa memberikan momentum bagus dan juga mengangkat semangat bagi dirinya untuk tampil di kompetisi tinggi level amatir, yaitu NCAA (National Collegiate Athletic Association) Championship, di Amerika Serikat.
“Saya berharap mentransfer prestasi ini ke NCAA di Amerika. Targetnya, pastinya memenangkan NCAA Championship supaya bisa mengikuti Masters Tournament (turnamen major profesional dunia),” tegasnya.
Selain didukung skill bermain dan mental kompetisi yang sudah teruji selama bermain di AS, bermain di hadapan publik sendiri memberikan motivasi yang tidak kalah besar bagi Hansel. Ada sebuah kebanggaan tersendiri pada diri Hansel ketika bisa tampil di arena yang memberikan support luar biasa dan bisa mempersembahkan hasil yang terbaik bagi penonton Tanah Air.
Skor 67-70-71-67 menjadi bukti kengototan dari permainan Hansel yang tidak ingin membiarkan skornya melewati even-par. Total 13-under bahkan menjadi prestasi sendiri bagi Hansel karena ia bisa melampui skor terendah amatir yang sebelumnya diukir Naraajie E. Ramadhanputra pada Indonesia Open 2019 dengan 12-under. Penampilan Hansel di Indonesia Open tahun ini merupakan keikusertaannya untuk ketiga kalinya dalam lima tahun terakhir (2018, 2022, dan 2023).
Tidak hanya Hansel, Jonathan yang berhasil lolos cut untuk pertama kalinya di tahun lalu pastinya termotivasi untuk tampil lebih baik lagi di Mandiri Indonesia Open 2023. Setelah tahun lalu berhasil mencetak 281 (7-under) di T34, Jowi—demikian Jonathan akrab dipanggil—mampu memperbaiki penampilannya pada tahun ini, dengan finis di T33 dan skor total 280 (8-under). Kegagalannya di 3 penampilan awal Indonesia Open (2016, 2018, dan 2019) mendorong Jowi untuk mengevaluasi apa-apa yang salah pada permainannya di Pondok Indah Golf Course, sehingga bisa melakukan lompatan tinggi di 2022 dan 2023.
Cerita pengalaman Kevin sedikit berbeda dibandingkan Jowi. Setelah gagal di Mandiri Indonesia Open 2022 karena hanya mampu mencatat skor even par, mantan atlet nasional ini bisa mengembalikan kepercayaan dirinya sehingga berhasil lolos cut dengan skor 3-under, di saat batas cut ditentukan pada 2-under. Ini merupakan keberhasilan ketiganya lolos cut dalam enam kali percobaan di ajang national open ini (2013, 2014, 2018, 2019, 2022, dan 2023) setelah 2018 dan 2019. Bedanya, waktu itu, Kevin masih berstatus amatir.
Namun, kali ini, dengan status profesionalnya, Kevin tidak hanya lolos cut tetapi juga menutup penampilannya di Mandiri Indonesia Open dengan finis terbaik–T51 dengan 283 (5-under)–dari sejak keikutsertaannya dalam 10 tahun terakhir. Kevin pun bisa membalikkan keadaan ketika dirinya sempat tersandung di putaran ketiga dengan 74, yang membuat skor total 54 holenya menjadi 1-under. Di putaran akhir, ia tancap gas dengan membukukan skor 68 (4-under) yang sekaligus mengangkatnya ke finis terbaik dalam karier golfnya di Indonesia Open.
Pencapaian yang dilakukan dua wakil Indonesia lain, Nasin Surachman dan Elki Kow, tetap perlu diacungi jempol. Lolos cut untuk pertama kalinya, kedua pegolf ini masih bisa bertahan hingga putaran akhir meski hasilnya tidak sebaik tiga rekan pegolfnya.
Keberhasilan lima pegolf Indonesia, mengulang tradisi Indonesia Open pada 2014, 2016, 2018, dan 2019 yang juga mewakilkan lima harapan tuan rumah ke 2 putaran terakhir, setidaknya mendorong publik golf nasional untuk hadir di Pondok Indah Golf Course pada putaran ketiga dan keempat. Dukungan dan juga apresiasi langsung terhadap para pegolf nasional ini di lapangan secara tidak sadar mendongkrak pariwisata di sekitar venue Indonesia Open, dan Jakarta umumnya.
Tidak hanya dukungan dari penonton dalam negeri, antusiasme para spectator luar pun sangat besar untuk turut memberikan semangat para pegolf jagoan negaranya. Mereka sengaja datang dari berbagai wilayah Jakarta dan luar Jakarta untuk menyaksikan perhelatan turnamen national open yang bersejarah ini. Salah satu di antara mereka yang hadir adalah Shin Tae-yong, pelatih sepakbola timnas Indonesia berkebangsaan Korea. Coach Tae-yong hadir untuk menonton para pegolf Korea di Mandiri Indonesia Open 2023. Ia pun pernah datang pula di Mandiri Indonesia Open 2022 lalu.
Shin Tae-yong dan selebritas Indonesia Adrian Maulana merupakan dua dari sekian ribu spectator yang menikmati akhir pekan di Pondok Indah Golf Course. Bukti autentik keramaian dan antusiasme publik golf dalam Mandiri Indonesia Open 2023 bisa dilihat pada postingan-postingan di media sosial. Kehadiran turnamen Asian Tour Mandiri Indonesia Open 2023 memang memberikan efek domino yang tidak kecil dalam peningkatan sektor pariwisata.
Promosi golf yang digadang-gadang sebagai bagian dari sektor pariwisata melalui golf tourism sebenarnya telah tersalurkan melalui penyelenggaran Mandiri Indonesia Open 2023. Mungkin impact secara luas tidak terlihat dan terasa secara langsung, tetapi pengaruh kehadiran Mandiri Indonesia Open 2023 selama seminggu memberikan dampak yang signifikan pada sektor UMKM yang berhubungan langsung dengan sektor pariwisata itu sendiri.
Tidak mengherankan jika negara tetangga seperti Thailand sudah menikmati manfaat golf ini dari sisi pencapaian prestasi dan untuk mendongkrak sektor pariwisata. Mereka gencar menggelar berbagai event golf internasional yang ternyata dimaksudkan untuk menggerakkan sektor ekonomi negara tersebut dan mendulang devisa dari olahraga ini.
Nah, peran inilah yang juga dilakukan dengan penyelenggaraan Mandiri Indonesia Open, yang menjadi “mesin” dua hal di atas: pencapaian prestasi dan penggerak sektor pariwisata. Namun, itu tidak akan berhasil dan berjalan sesuai rencana selama tidak ada kerja sama antara para stake holder dan juga sponsor. Untuk Indonesia Open tahun ini, Bank Mandiri telah menjadi “pendukung utama” untuk mesin penggerak Indonesia Open sehingga bisa tetap bergulir hingga saat ini.