Pergelaran 103rd New Zealand Open presented by Sky Sport menjadi catatan sejarah dalam golf Indonesia. Duet pro-am Indonesia berhasil menjadi juara untuk pertama kalinya.
Perhelatan 103rd New Zealand Open presented by Sky Sport merupakan satu dari event Asian Tour musim 2024. Namun, turnamen yang pertama kali dimulai pada 1907 tersebut menggunakan format pro-am sebagai kategori yang dipertandingkan, selain nomor individual. Format ini mulai diterapkan pada 2014.
Sejak beberapa tahun terakhir, Indonesia menjadi partisipan aktif untuk format pro-am, selain mengirimkan 1-2 pemain pro-nya untuk bertanding di nomor individual.
Tahun ini, ada 8 pegolf amatir Indonesia yang berpartisipasi pergelaran ke-103 New Zealand Open, yaitu M. Pangestu, Teguh Budiman, Jubilant Harmidy, Jimmy Masrin, George Juhari, R. Suryamega, Michael Wanandi, dan Agung Budiman. Dua pegolf profesional yang turut serta adalah Danny Masrin dan Jonathan Wijono (Jowi).

Bertanding Millbrook Golf Resort, turnamen 103rd New Zealand Open presented by Sky Sport berlangsung pada 29 Februari-3 Maret 2024. Sebanyak 156 grup pro-am bertanding dalam 2 lapangan berbeda di Millbrook Resort. Mereka main bergantian di 2 lapangan tersebut. Ke-156 grup ini memperebutkan Top 40 setelah 2 putaran agar bisa melanjutkan ke putaran ketiga.
Putaran ketiga ini menjadi partai hidup-mati bagi grup pro-am karena hanya 10 tim teratas yang akan lolos ke putaran akhir. Akhirnya, pasangan Jowi dan Jubilant Harmidy berhasil lolos ke putaran akhir. Tidak hanya itu, keduanya bahkan menjadi juara dengan total 245 (39-under). Keberhasilan duet Indonesia ini ditentukan pada putaran akhir dengan membukukan skor 57 (14-under), menyalip duo T. Sugiyama & T. Kurita (a) dengan keunggulan 2 pukulan.
“Di putaran 3 itu, saya sebenarnya mainnya kurang baik. Dua hari pertama saja yang beneran bagus, jadi bisa angkat (skor) tim. Nah, di kala sayanya kurang bagus, Pak Teddy justru apik mainnya 2 hari terakhir terutama hari terakhir,” kata Jowi, mengapresiasi rekan timnya. “Kembali lagi, untuk bisa saling support saja sih. And never give up juga. Jadi, meski saya main kurang bagus, kan masih ada rekan timnya.”
Selain menjuarai nomor pro-am, Jowi pun mencatatkan keberhasilan di nomor individual. Pegolf berusia 23 tahun yang menjalani debutnya di New Zealand Open mampu lolos cut di nomor individual. Ia pun berhasil menduduki posisi T34 dengan total 275 (9-under).
“Buat saya, ini (pengalaman) pertama kali bermain di event Asian Tour di luar negeri. Pastinya excited dan sangat semangat untuk bisa tampil. Ditambah lagi, banyaknya penonton di lokasi itu pastinya menambah motivation untuk diri saya karena saya memang dasarnya suka ditonton sama orang. It drives me to play better, begitu,” kata Jowi.

Bermain dalam format pro-am seperti New Zealand Open merupakan hal yang baru untuk kompetisi profesional. Bagi para amatir dan pro Indonesia, ini tentunya menyodorkan pengalaman yang berbeda karena tidak lagi bermain individual, tetapi juga menjalin kerja sama dengan rekan mainnya (pro/amatir).
“Pastinya experience dalam turnamen ini. Jadi kita melihat bagaimana up and down golf is meskipun di level pro, melihat bagaimana kuatnya mental mereka (pro dan am) di saat situasi yang penting contoh pressure putt, dll,” jelas Jowi.
Pengalaman bermain di turnamen pro-am ini sendiri sudah bisa dirasakan di Indonesia melalui turnamen Asian Development Tour “The Indonesia Pro-Am presented by Combiphar & Nomura” di Gunung Geulis Golf & Country Club pada tahun lalu. Alit Jiwandana (amatir) dan Witchapayat Sinsrang (THA) menjadi juara debut turnamen pro-am internasional di Indonesia, sedangkan Kevin C. Akbar memenangi nomor individual.
Jowi pun menjadi partisipan turnamen pro-am di Indonesia tersebut. Ia bisa melihat apa yang dialami rekan bermainnya waktu itu, Michael Wanandi dari Combiphar, di dalam turnamen kompetitif seperti pro-am.
“Sometimes, sebagai amatir pastinya ditonton orang banyak, ada pressure. Jadi, apa yang dirasakan pegolf pro mungkin dapat dirasakan juga oleh pemain amatir yang ikut berpartisipasi. Ini susah juga mau dijelaskan, mending kalian semua ikutan mencoba deh. Recommended banget,” jelas Jowi.
Namun, Jowi menekankan bahwa ada beberapa hal yang perlu dipahami pemain amatir saat bertanding pro-am. “Team work, mesti ada chemistry. Jadi, kalau ada yang miss, teman mainnya nge-save, and vice versa. Tetep berusaha menjaga mindset masing-masing, dan menjaga mood or mental supaya nggak down ketika ada bad shot.”

Sementara, pemenang 103rd New Zealand Open presented by Sky Sport untuk nomor individual adalah Takahiro Hataji (JPN). Hataji yang bermain satu grup di depan sang leader Scott Hend (AUS) berhasil menjadi juara setelah pegolf Australia tersebut membukukan bogey di hole akhir. Kegagalan Hend tersebut memastikan kemenangan Hataji dengan keunggulan satu pukulan.
“Saya sedang mempersiapkan diri untuk play-off,” kata Hataji, yang menjadi pegolf Jepang pertama yang menjuarai New Zealand Open. “Saya sangat senang, sangat bahagia. Sepanjang hari adalah sebuah perjuangan. Itu adalah sebuah perjuangan, tetapi saya senang bisa melewatinya. Emosi saya benar-benar meluap.”
(Penulis: Yulius Martinus – OB Golf)