Kiprah terakhirnya di timnas golf ini berakhir dengan perolehan medali perak beregu, bersama Elaine Widjaja dan Kristina Natalia Yoko, di SEA Games. Berikut kisah putri dari dua bersaudara ini dalam menekuni golf yang berhasil membuatnya lompat jauh:
Sudah berapa lama main golf?
Saya main golf lebih dari 5,5 tahun.
Kok bisa memilih golf?
Saya punya latar belakang keluarga atlet. Sebagian besar keluarga besar saya atlet bulutangkis. Papa-mama juga atlet bulutangkis. Dari kecil saya bercita-cita mengikuti jejak ayah saya. Saya dibawa kakek ke lapangan golf. Menurut kakek, saya ada talenta di golf. Driving pertama kali di Gading Raya Golf. Umur 11 tahun waktu itu. Coba pukul pakai pitching wedge, bisa mencapai 90-100 meter. Saya makin penasaran. Kakek tanya apakah kamu suka golf? Saya iyakan. Lalu, saya dikirim keluar untuk latihan.
Sebelum golf, olahraga apa yang ditekuni?
Badminton (bulutangkis). Namun, olahraga itu perlu kelincahan dan kegesitan. Berat badan saya (gemuk) waktu itu tidak ideal buat olahraga tersebut. Jadi, babak pertama-kedua, saya sudah kewalahan, sehingga tidak ada prestasi.
Apa yang menarik dari golf?
Golf itu olahraga yang unik. Badminton, sepakbola, dan basket olahraga yang menghadapi musuh, sedangkan golf berhadapan dengan diri sendiri. Jadi, harus lebih tenang, berpikir ketika jalan. Tidak harus seperti badminton yang harus lincah dan gesit. Keunikan golf itu yang membuat saya lebih tertarik.
Apa hal positif dari golf yang ngebantu Holly?
Saya dulu tipikal pemain temperamen. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai belajar lebih sabar. Emosi itu selalu ada, biasanya ketika main jelek. Namun, saya sudah lebih tenang. Sabar menghadapi suatu masalah di lapangan.
Turnamen besar pertama yang diikuti?
Menpora Junior International 2019. Waktu itu, saya juara 1 kelas B. Itu prestasi awal saya bisa mencapai seperti sekarang ini.
Pengalaman berkesan di kompetisi golf?
Main di LPGA Q school 2022 (menurut GolfWeek, Holly di usia 16 tahun waktu itu tercatat sebagai pegolf termuda yang mengikuti Q School. Stage 1 yang diikuti 311 pegolf di 3 lapangan). Saya—termasuk di antara 178 pegolf–lolos di stage 1 (18-21 Agustus 2022). SEA Games kemarin, kali ini saya bisa dapat medali perak beregu. Itu paling berkesan bagi saya.
Wow, LPGA Q-School. Berkesan banget pastinya?
Karena, enggak semua orang bisa lolos. Itu pun saya enggak nyangka (lolos). Ada 3 stage waktu itu. Tujuan saya ke sana itu cuma mau uji kemampuan. Coba-coba. Nggak lolos juga nggak apa-apa. Ingin tahu bagaimana bisa bersaing dengan pegolf-pegolf lain. Eh ternyata lolos.
Stage 2 nggak lolos karena apa?
Ada kondisi yang mengganggu persiapan saya. Jadi, stage 2 mundur satu bulan dari jadwal yang direncanakan (dari 18-21 Oktober ke 17-20 November) karena ada badai hurricane. Mental dan permainan saya tidak siap menghadapi perubahan jadwal itu.
Holly kan sudah 2 kali main di SEA Games. Ada perbedaan antara yang pertama dan kedua?
Ada. Yang pertama itu bagi saya sesuatu yang baru. Nggak tahu apa-apa. Kemarin itu saya sudah tahu SEA Games dan paham mainnya seperti apa. Makanya tahun ini saya mainnya lebih siap.
Ketika di semifinal, skor Holly masih imbang hingga hole 17. Lalu, di hole 18, apa yang ada di benak Holly ketika masuk green saat itu?
Waktu itu saya merasa yakin banget, pasti bisa menang. Dan ternyata itu berhasil. Tegang pasti ada. Karena sama-sama mau menang. Saya lawan Ng Jing Zuen, peraih medali emas SEA Games 2023 (nomor individual). Saya berusaha main yang terbaik saja.
Skor kan 1-1 di semifinal. Jadi mesti play-off. Bagaimana ceritanya saat play-off?
Saya main Foong Ji Yu, peraih medali perunggu SEA Games 2023 (nomor individual). Kita main di hole 1. Kedudukan all square. Pukulan kedua Foong jatuh di 3 meter, saya 6 meter di green. Ketika birdienya tidak masuk, saya mesti masuk (par) nih supaya bisa extend, dan ternyata bisa masuk. Lanjut ke hole 2. Saya bisa par, Foong malah 3 putt.
Finalnya?
Saya akui kurang maksimal di final. Ketemu dengan Thailand (Navaporn Soontreeyapas) yang kuat dan sangat konsisten, permainan saya nggak keluar (tidak seperti di semifinal). Saya kalah 2 down.
Apa yang didapat dari pengalaman semifinal dan final SEA Games?
Ini pengalaman yang sangat berharga. Main di multi-event, dan play-off untuk menentukan (nasib) tim, ini berharga sekali. Saya bersyukur bisa mendapat kesempatan ini. Ke depannya saya berharap bisa lebih baik lagi.
Ketika mulai start golf, apa ambisi Holly?
Saya main golf bukan untuk happy-happy. Sejak pertama main golf saya sudah punya goal dan target sendiri. Jadi, saya masuk timnas itu adalah pencapaian dari satu dari goal dan target saya. Goal saya yang lain adalah turn pro. Kalau sudah komit dengan goal dan target, saya akan terus kejar hingga tercapai.