Jonathan Wijono pastinya tidak akan melupakan Seri V Indonesian Tourism Golf Pro Series 2023. Turnamen yang berlangsung di Taman Dayu Golf Resort, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, ini menjadi momen keberhasilan Jowi—demikian Jonathan akrab disapa—mengukir namanya sebagai “Raja Golf Sirkuit Nasional”.
Belumlah hilang momen keberhasilannya menjuarai Seri IV di BSD Course pada akhir Mei lalu yang disebut-sebut treble (tiga gelar juara dalam satu musim), pegolf berusia 22 tahun ini kembali menambah koleksi trofinya di Taman Dayu Golf. Bedanya, kali ini Jowi mampu melenggang sendirian di puncak leaderboard sejak putaran pertama dan meninggalkan jauh rekan-rekannya di putaran akhir.
Mencetak total skor spektakuler: 19-under, Jowi meninggalkan jauh para pesaingnya, Naraajie Emerald Ramadhanputra (6-under), dengan selisih 13 pukulan dan Benita Kasiadi (3-under) dengan 16 pukulan. Atas keberhasilan ini, Jowi setidaknya telah mencetak rekor baru: pegolf pertama Indonesia yang bisa membukukan quadruple (empat gelar juara dalam satu musim) di sirkuit golf nasional.
“Sangat puas. Sangat bersyukur. Meskipun ada mistake, masih bisa lebih baik lagi. Bisa menang. Stroke-nya juga sangat jauh dari nomor 2. Dan kebetulan di rumah sendiri,” jelas Jowi.
Taman Dayu Golf memang diakui Jowi sebagai home course-nya, khususnya masa-masa dia bermain sebagai junior. Ia pernah beberapa kali mencetak skor under-par yang lumayan besar, tetapi waktu itu bermain bukan di tee untuk pemain profesional. Karena itu, skor total 19-under pastinya sangat memuaskan bagi Jowi, yang baru menjalani musim ketiganya sebagai pemain profesional.
Keberhasilan Jowi memang sudah dipatok sejak putaran pertama. Membukukan skor 63 (9-under), yang pastinya menjadi course record untuk Taman Dayu Golf dalam sebuah turnamen profesional, Jowi langsung melesat ke papan atas. Tambahan skor di 2 putaran menjadi pengukuhan status dirinya sebagai pemenang quadruple.
“Hari pertama emang benar-benar tune saja sih. Everything was one of those days. Semuanya lagi jalan. Puttingnya, bola jarak 5 meter ke bawah masuk. Kebetulan break-nya somehow bisa kebaca semuanya. Tee shot, jarak pukulannya juga mendukung. Approach shot juga ngebantu. Everything goes to the flag. Jadi, (bola) jatuhnya di sekitar 5 meter ke bawah. Birdienya banyak banget. Lagi hoki, lagi tune. Happens begitu saja,” jelas Jowi.