Berada di ujung timur Pulau Jawa, berseberangan dengan Pulau Bali, ada sebuah kabupaten bernama Banyuwangi. Sebagai kabupaten paling timur di Jawa, Banyuwangi menerima fajar pertama di pagi hari, dan juga menjadi pintu penyambutan para wisatawan yang datang dari timur.
Film KKN di Desa Penari yang mulai tayang pada April lalu rupanya kembali mengangkat nama Banyuwangi sebagai salah satu destinasi yang layak untuk disinggahi di Jawa Timur. Film bergenre horor itu diambil dari sebuah kisah yang kabarnya sebuah kejadian nyata di salah satu desa dalam wilayah kabupaten itu.
Kabupaten Banyuwangi memiliki ibu kota yang merupakan sebuah kecamatan seluas 29,8 km2 ini dengan nama yang sama: Kota Banyuwangi. Dari kota inilah, wisatawan bisa memulai eksplorasi wisata di kabupaten tersebut. Lebih dari lima tahun terakhir ini, Kabupaten Banyuwangi telah mengalami kemajuan dalam sektor wisata setelah pemerintah setempat melakukan berbagai perbaikan dalam infrastruktur. Potensi wisata Kabupaten Banyuwangi umumnya berasal dari pesona alam yang indah.
Gunung Raung yang memiliki ketinggian 3.282 meter di atas permukaan laut (dpl) dan Gunung Merapi dengan 2.800 dpl yang berada di tengah wilayah kabupaten menjadi latar yang bagus, dan juga menjadi salah satu area untuk penjelajahan keelokan alam Banyuwangi. Selain dua gunung tersebut, banyak wisata alam lain yang bisa ditemui, seperti Kawah Ijen, berbagai air terjun, area perkemahan, kawasan hutan, dan juga taman nasional (Meru Betiri dan Alas Purwo).
Banyuwangi yang memiliki garis pantai 175,8 km2 pun menawarkan berbagai tempat wisata alam yang berhubungan dengan air. Beberapa pantai, seperti Pantai Merah, Pantai Teluk Hijau, Pantai Mustika, Pantai Watu Dodol, dan Pantai Sukamande, merupakan destinasi yang banyak dikunjungi para penikmat hiburan air. Ada pula yang wisatawan yang mendatangi Pantai Tangsring untuk snorkling dan diving di Pulau Tabuhan, atau Pantai Merah dan Pantai Plengkung untuk selancar air.
Tidak hanya kekayaan alam, Banyuwangi juga memiliki kekayaan budaya dengan berbagai kegiatan seni, adat dan tradisi. Gandrung Sewu, misalnya, adalah tarian populer di Banyuwangi untuk menyambut tamu-tamu terhormat. Selain Gandrung, Banyuwangi menghadirkan Seblang, Kuntulan, Damarwulan, Angklung, Ketoprak, Barong, Kendang Kempul, dan Jaranan sebagai kesenian kotanya. Untuk menarik banyak wisatawan, Banyuwangi menghadirkan banyak festival yang menghadirkan berbagai budaya dan seni di bupati setiap tahun.
Bagaimana ke Banyuwangi?
- Banyuwangi bisa dicapai dengan penerbangan udara selama 1 jam 45 menit dari Jakarta atau 1 jam dari Surabaya. Bandara Internasional Blimbingsari berjarak 18 km dari pusat kota Banyuwangi.
- Perjalanan Banyuwangi bisa melalui kereta. Kota ini merupakan akhir lintasan kereta di Jawa yang menghubungkan ke Surabaya. Ada beberapa kota yang memiliki lintasan kereta langsung ke Banyuwangi, seperti Jember (2,5 jam), Kalibaru (1,5 jam), Malang (7,5 jam), Probolinggo (4,5–5 jam), Surabaya (6,5–7,5 jam), dan Yogyakarta (13 jam).
- Banyuwangi bisa dijangkau lewat jalur darat dalam waktu 15 jam, menggunakan mobil.
- Dari Denpasar, Bali, waktu yang dibutuhkan adalah 4 jam 10 menit melalui jalur darat dan ditambah 30 menit dengan menggunakan feri Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang. Karena tidak ada penerbangan langsung dari Ngurah Rai ke Banyuwangi, disarankan untuk menggunakan jalur darat.
DESTINASI
Kawah Ijen
Keindahan kawah Ijen sedalam 200 meter dan seluas 5.466 hektare menjadi daya tarik utama wisatawan ke Banyuwangi. Danau kawah yang merupakan hasil dari fenomena alam global bisa mengeluarkan api biru di malam hari. Selain Ijen, Dallol Volcano di Ethiophia. Namun, hanya Ijen yang bisa menampilkannya setiap hari.
Air Terjun Tirto Kemanten
Berada di lereng gunung Gunung Raung, Air Terjun Tirto Kemanten atau juga Air Terjun Wonorejo ini memiliki dua air terjun yang tingginya mencapai 10 meter. Posisinya berdekatan, hanya dipisahkan oleh batu besar. Penduduk setempat menamakannya Air Terjun Kembar Tirto Kemanten, karena ada dua aliran air terjun yang sepintas mirip sepasang pengantin laki-laki dan perempuan. Berjarak sekitar 60 km dari Kota Banyuwangi, akses menuju air terjun ini relatif mudah karena kondisi jalan yang sudah bagus dan beraspal.
Hutan De Djawatan
Hutan mini ini memiliki luas empat hektare. Dengan koleksi pepohonan trembesi berusia lebih dari 100 tahun, hutan ini menampilkan daya tarik magis seperti latar film Lord of the Rings. Obyek wisata ini jaraknya sekitar 45 kilometer arah barat pusat kota Banyuwangi dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat paling lama sekitar 60 menit.
Pantai Teluk Hijau
Terletak di Taman Nasional Meru Betiri, pantai ini memiliki air laut yang hijau sepanjang hari. Hal ini disebabkan biota laut yang hidup di darat seperti gerombolan hijau, sehingga air laut berwarna hijau karena pantulan sinar matahari. Pantai ini berjarak 90 km dari pusat kota Banyuwangi.
Pantai Merah
Disebut-sebut “Pantai Kuta”-nya Banyuwangi, Pantai Merah ini memiliki keunggulan dengan sebuah bukit hijau kecil yang menjorok ke arah tengah laut dan berbalut tanah merah yang terletak di dekat bibir pantai. Pasir putih yang membentang di tepi pantai sepanjang tiga kilometer menambah daya tarik pantai tersebut. Ombaknya yang cukup tinggi memberikan kesempatan bagi peselancar yang umumnya pemula untuk menjajal gelombang laut di pantai ini.
Taman Nasional Alas Purwo
Jika memiliki waktu lebih lama di Banyuwangi, sebaiknya berkunjung juga ke Taman Nasional (TN) Alas Purwo. Tanah tertua di Pulau Jawa yang memiliki luas 44.037 hektare ini merupakan Geopark Nasional. TN ini menyediakan berbagai destinasi, seperti wisata budaya, hutan mangrove, goa kuno, pantai-pantai (Teluk Biru, Parang Ireng, dan Plengkung—yang dipakai sebagai area untuk selancar air), dan kawasan savana,. TN ini pun memiliki sekitar 700 jenis flora, 50 jenis mamalia, 320 jenis burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil.
Savana Sadengan
Berada di Taman Nasional Alas Purwo, Savana Sadengan ini terkenal karena menghadirkan sebuah lanskap savanna seperti di Afrika. Area rumput Sadengan memiliki panjang 2 km dari pintu masuk k epos Rawa Bendo. Untuk mengelilingi padang rumput seluas 80 hektare, pengunjung bisa menyewa jep yang disediakan Perhutani.
Makanan Lokal
Nasi Cawuk
Hidangan ini adalah nasi yang yang dicampur kuah parutan kelapa dan serutan jagung muda bakar, dan kuah ikan pindang. Nasi ini biasanya didampingi lauk berupa pepes ikan laut, telur pindang, dan tahu cacah. Ada pula sambal semanggi.
Rujak Soto
Masakan khas Banyuwangi ini merupakan perpaduan hidangan soto dengan rujak. Kaldu rujak soto biasanya didapat dari hasil rebusan daging. Isinya terdiri atas potongan daging sapi, babat, dan cingur.
Pecel Pitik
Awalnya disajikan untuk kegiatan agama, kini pecel pitik menjadi sajian umum. Pecel pitik berupa nasi dengan lauk ayam (kampung bakar), yang disuwir-suwir, kemudian dicampur dengan parutan kelapa dan bumbu mentah, mirip seperti urap. Kekhasan pecel pitik ini adalah pedas.