Alunan musik dinamis menggema di area sekitar tee 1 dan 10 serta green 9 dan 18. Tidak terlalu keras, tetapi juga tidak terlalu pelan. Musik ini terus mengiringi sejak pertandingan yang dimulai dengan shot gun ini hingga hole terakhir. Demikian sepotong kemeriahan pergelaran LIV Golf Singapore presented by Resort.
Pemandangan seperti ini memang bisa ditemui dalam turnamen-turnamen LIV Golf League. Para penonton Asia mendapat kesempatan menyaksikan LIV Golf tahun ini di Singapura pada 28-30 April lalu.
Singapura akhirnya bisa merasakan atmosfer LIV Golf League, kompetisi yang saat ini sangat ditunggu-tunggu sebagian besar publik golf karena menyajikan konsep turnamen yang berbeda dengan turnamen reguler umumnya. LIV Golf League memang menonjolkan kompetisi golf tetapi tidak meninggalkan unsur entertainment agar bisa dinikmati para pengunjung LIV Golf.
Daya tarik utama pergelaran event 54 hole tersebut adalah 48 pegolf-pegolf dunia. Mereka di antaranya merupakan ikon golf global, seperti Dustin Johnson, Cameron Smith, Phil Mickelson, Brooks Koepka, dan Bryson DeChambeau. Ke-48 pegolf ini bertarung dalam turnamen 3 hari untuk memperebutkan gelar juara individual dan beregu.
Selain pertunjukan utama di lapangan, para fan golf akan menemukan perpaduan hiburan yang inovatif dengan hiburan musik live dan berbagai aktivitas menyenangkan sepanjang akhir pekan di Fan Village yang interaktif dan bergaya festival. Tagline “golf but louder” mewakili euforia LIV Golf Singapore, dan turnamen-turnamen LIV Golf lainnya, yang tidak akan ditemui dalam turnamen-turnamen golf reguler lainnya.
Meski mendapat banyak tentangan ketika mulai bergulir pada musim lalu, LIV Golf League secara perlahan bisa mendapatkan tempat di hati sebagian besar fan golf. Mereka mendapatkan sebuah pengalaman yang berbeda dan hidup dari event-event LIV Golf ini. Konsep turnamen golf berformat semacam liga menjadi sesuatu yang menarik serta bisa dikemas secara ringan dan menghibur, tetapi tetap menyajikan bobot kompetisi yang berkelas dan profesional.
Ini memang menjadi mimpi lama penggagas sekaligus CEO dan Commisioner LIV Golf Greg Norman, yang akhirnya kemudian terwujud. Dua puluh sembilan tahun lalu, Norman yang merupakan mantan pegolf No. 1 Dunia di era 1980-1990-an menggagas sebuah tour yang hanya menghadirkan 40 pegolf top dunia. Sirkuit yang bertajuk “World Golf Tour” tersebut harus terkubur karena mendapat tentangan dari dua Tour besar dunia.
Namun, mimpi Norman tidaklah padam. Tahun lalu, ia bisa merealisasikan ide lamanya itu dalam sirkuit golf baru bernama “LIV Golf”. Dengan dukungan finansial dari Public Investment Fund (PIF) dari Arab Saudi, Norman berani menggulirkan debut LIV Golf pada 9-11 Juni tahun lalu.
Agar LIV Golf ini memberikan magnet, Norman menarik banyak pegolf bagus saat itu untuk bergabung, seperti mantan-mantan pegolf No. 1 Dunia–Dustin Johnson, Martin Kaymer, Brooks Koepka, dan Lee Westwood–serta para mantan juara major– Sergio Garcia, Louis Oosthuizen, Graeme McDowell, Charl Schwartzel, dan Phil Mickelson. Mereka mendapatkan kontrak dengan nilai jutaan dolar, layaknya atlet-atlet profesional umumnya.
“Para pemain akan merasa, ‘gila’ enggak pernah ngarepin hal seperti ini,” kata Norman, kala itu. “Mereka tidak pernah mengira LIV Golf seperti sekarang ini — mereka mungkin tidak pernah mengira ada kegembiraan. Melihat 48 pemain berinteraksi seperti yang mereka lakukan ketika dalam sebuah pesta. Bagi saya, itu adalah momen yang luar biasa,” jelas Norman.
Melalui LIV Golf, Norman mengemas turnamen golf profesional itu lebih dinamis dan hidup. Unsur musik yang diperdengarkan secara live dalam turnamen LIV Golf justru membuat suasana kompetisi lebih terasa rileks, pemain, kedi, penonton, atau siapa pun yang berada di area kompetisi tersebut. Interaksi antara pemain-kedi dengan penonton pun lebih cair. LIV Golf berusaha meminimalisasi hal-hal yang sifatnya “tabu” dan “kaku” dalam sebuah turnamen golf, tetapi profesionalitas pemain-kedi dan penonton tetap terjaga dalam koridornya.
Disadari atau tidak, beberapa hal yang diterapkan di LIV Golf pun menginspirasi PGA Tour dan DP World Tour untuk melakukan hal yang sama. Pihak-pihak yang dulu “mencibir” keberadaan LIV Golf karena dianggap memecah belah tatanan Tour yang ada kini mulai memaklumi kehadiran kompetisi liga 54 hole tersebut, yang dianggap sebagai variasi dari kompetisi reguler.
Jalan yang ditempuh LIV Golf untuk mendapat pengakuan penuh dari pihak-pihak yang merasa tersaingi masih panjang. Namun, setidaknya LIV Golf telah memberikan kepuasan tersendiri bagi para penggemar golf yang ingin mendapatkan pengalaman dengan atmosfer berbeda dari sebuah event golf profesional.
DATA DALAM ANGKA
48 peserta (kompetisi individual)
12 tim (kompetisi beregu)
54 hole tanpa cut, start shotgun
14 turnamen (musim 2023), dari 8 turnamen (2022)
US$25 juta, nilai hadiah yang disediakan
(US$20 juta untuk nomor individual, US$5 juta untuk 3 tim Top 3)
US$4 juta untuk pemenang individual
US$120 ribu untuk pegolf di posisi juru kunci (48)
US$30 juta, bonus pool untuk 3 pegolf terbaik. Terbaik dari yang terbaik akan mendapatkan gelar “Individual Champion”
(Tahun lalu Dustin Johnson yang mendapatkan gelar itu menerima US$18 juta dari total US$30 juta tersebut)
US$50 juta untuk hadiah total LIV Golf Team Championship Finale di akhir musim.
(US$16 untuk pemenang beregu, $10 juta untuk runner up, dan $8 juta untuk peringkat ketiga)
APA & BAGAIMANA LIV GOLF
LIV diucapkan seperti kata “live”, berirama mirip dengan “give”. Namun, kata “LIV” ini sebenarnya merujuk pada angka “54” dalam huruf Romawi.
Public Invesment Fund (PIF), sebuah lembaga dana dari pemerintahan Arab Saudi, menjadi penyandang dana LIV Golf. Selain LIV Golf, menurut BBC, PIF pun mendanai klub sepakbola Inggris Newcastle United (dengan kepemilikan saham 80% di klub), dan berinvestasi di beberapa perusahaan besar, seperti Disney, Uber, Facebook, Starbucks, dan perusahaan farmasi Pfizer.
LIV Golf didirikan pada Oktober 2021.
Greg Norman sebagai CEO LIV Golf Investment—perusahaan pengelola LIV Golf.
9 Juni 2022 menjadi tanggal penting untuk debut LIV Golf di Centurion Club, Inggris. Turnamen berformat stroke play: kompetisi individual dan beregu, tanpa cut, dan start shotgun.