Kesepakatan antara PGA Tour & Public Investment Fund (PIF) bagaikan drama opera sabun, yang masih belum menunjukkan titik terang. Pengunduran diri arsitek kesepakatan dua lembaga tersebut makin memanaskan suhu perseteruan dalam internal PGA Tour.
Setelah lebih dari 11 bulan sejak PGA Tour mengumumkan kerja sama mengejutkan yang disebut-sebut dengan framework agreement (perjanjian kerja sama) antara badan tour tersebut dan PIF, detail kerja sama tersebut hingga kini masih tanda tanya. Padahal, jika kerja sama ini berjalan mulus, PGA Tour akan menerima kucuran dana investasi miliaran dolar yang akan membantu strukturisasi badan tour AS tersebut dengan membentuk PGA Tour Entreprises.
Sayangnya, kesepakatan antara PGA Tour dan PIF justru menimbulkan masalah baru dalam internal PGA. Belum lama ini, tepatnya 13 Mei lalu, Jimmy Dunne, salah satu arsitek dalam perwujudan framework agreement tersebut, mundur dari dewan policy PGA Tour. Dunne merupakan orang yang berjasa mempertemukan PGA Tour dengan Al-Rumayyan, kepala PIF.
“Karena jumlah pemain saat ini lebih banyak daripada jumlah Direktur Independen di Dewan, dan tidak ada kemajuan berarti yang dicapai dalam transaksi dengan PIF, saya merasa suara saya dan peran saya sama sekali tidak berguna,” demikian alasan Dunne dalam surat pengunduran dirinya.
Mundurnya Dunne dari PGA Tour merupakan pukulan besar dari rencana “merger” PGA Tour-PIF. Framework agreement tersebut bisa blue print yang memungkinkan PGA Tour untuk menentukan masa depan LIV Golf yang didanai PIF.
Namun, sejak pengumuman framework agreement, masalah demi masalah kemudian timbul. Pro-kontra terjadi dalam internal PGA Tour. Mosi tidak percaya justru lebih banyak disampaikan kepada Jay Monahan selaku komisioner PGA Tour. Bersama Dunne dan ketua badan policy Ed Herlihy, Monahan memang menjadi perwakilan PGA dalam negosiasi dengan PIF. Namun, mereka dinilai melakukannya secara rahasia. Ini yang menimbulkan kecurigaan.
Kegaduhan ini pun membuat guncangan di badan policy. Rory McIlroy mundur dari badan itu sebagai ungkapan ketidakpuasannya terhadap lambatnya negosiasi. Ia kemudian digantikan Jordan Spieth. Monahan memasukkan Tiger Woods untuk meredam emosi para pemain di badan policy.
Namun, yang terjadi kemudian, menurut sumber yang dikutip Sport Illustrated, anggota Policy—Patrick Cantlay, Woods, dan Spieth—membentuk kubu yang kabarnya membuat pergerakan negosiasi PGA Tour dan PIF menjadi lambat dan alot. Meski sempat dibantah Spieth dan Cantlay, dominasi pemain di badan tersebut kabarnya memang dirasakan besar.
Webb Simpson yang mencoba untuk resign dan menyerahkan posisinya di badan policy kepada McIlroy mendapat penolakan pada akhir April kemarin. “Ada sebagian orang di dewan yang mungkin merasa tidak nyaman dengan kembalinya saya karena suatu alasan,” kata McIlroy, seperti dikutip SI. Simpson pun tetap duduk di kursinya. Monahan kemudian melewati dewan dan memasukkan nama McIlroy ke dalam sub-komite negosiasi.
Di tengah ketidakpastian soal investasi PIF, PGA Tour sendiri menerima kucuran dana dari Strategic Sports Group (SSG), sebuah konsorsium pemilik tim olahraga Amerika yang dipimpin oleh Fenway Sports Group (FSG), sebesar US$3 miliar pada akhir Januari kemarin. Dengan SSG ini, PGA Tour pun mendirikan PGA Tour Entreprises, yang rencananya akan dijalankan dengan PIF. Kehadiran SSG memang tidak mengganggu kesepakatan PGA Tour dan PIF. Namun, sebagian pemain–termasuk Cantlay, Spieth, dan Woods–berharap PGA Tour melepaskan kerja sama dengan PIF.
Monahan masih keukeuh untuk melanjutkan negosiasi dengan PIF. Ada dugaan PGA Tour memang terus menjaga kesepakatan dengan PIF untuk mencegah eksodus para anggota PGA ke LIV Golf.
Pada 19 Mei kemarin, kembali anggota badan policy mundur. Kali ini, Mark Flaherty mengajukan resignation. Lalu, disusul Dunne di pekan berikutnya. Tidak seperti Dunne, Flaherty tidak membeberkan alasan pengunduran dirinya. Namun, ini tetap memunculkan spekulasi bahwa dewan policy PGA Tour memang sedang tidak sehat. Konfilk internal makin meruncing. Kecurigaan dan ketidakpercayaan sesama anggota dewan menyebabkan negosiasi dengan PIF tidak berujung. Drama PGA Tour terus memanas tanpa bisa diketahui kapan akan berakhir. Mereka yang tidak terlibat konflik justru kebingungan karena berada dalam ketidakpastian.
Penulis: Yulius Martinus/ OB Golf