Di musim kedua LIV Golf melakukan inovasi dengan memberlakukan sistem promosi dan degradasi. Ini dimaksudkan agar memberikan legitimasi bagi para pegolf yang ingin bergabung dengan LIV Golf League di musim berikutnya.
Di tengah kontroversinya, LIV Golf League berhasil menyelesaikan musim pertama dengan lancar. Kehadiran LIV Golf memberikan wahana baru bagi para pecinta golf yang ingin menyaksikan kompetisi golf yang menghibur dan berbeda. Kompetisi beratmosfer festival tersebut seakan membuat para pengunjung lupa bahwa mereka berada di sebuah turnamen golf.
Kini, demi meningkatkan kualitas peserta, dan membuka peluang bagi para pegolf yang ingin bergabung dengan LIV Golf League melalui jalur yang jelas, LIV menerapkan sistem promosi-degradasi.
Pegolf yang finis di No. 1-24 di setiap event akan mendapatkan poin sesuai dengan posisi mereka pada setiap event (pemenang event akan mendapat 40 poin). Setelah menjalani 13 turnamen regular, mereka yang finis di Top 24 akan bertahan untuk musim berikutnya. Sementara itu, pemain yang menjadi pimpinan money list di International Series Asian Tour akhir musim akan mendapat promosi untuk bermain di LIV Golf League musim berikutnya.
Empat pemain yang berada di empat peringkat terbawah, peringkat 45-48, dalam perolehan poin akan terdegradasi, kecuali mereka memiliki kontrak main untuk musim berikutnya. Mereka yang terdegradasi bisa kembali masuk LIV Golf melalui jalur promosi di kompetisi mana pun (sesuai persyaratan yang ditetapkan LIV Golf). Asian Tour menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan promosi tersebut.
Beberapa pegolf–Dustin Johnson, Phil Mickelson, Bryson DeChambeau, dan sebagainya–yang mendapatkan kontrak multi-year akan aman dari degradasi hingga masa kontrak mereka habis. Misalnya, Mickelson kehilangan banyak poin di 2023, dan bertengger di 4 terbawah. Namun, karena ia masih terikat kontrak, posisinya tetap aman di LIV Golf. Sebaliknya, pemain di atasnya yang terendah—dan tidak memiliki kontrak—akan terdegradasi.
