Berkompetisi sambil Bangun Kebersamaan

Beberapa komunitas golf di Jakarta menggulirkan sebuah kompetisi bertajuk “Jakarta Inter-Community League”. Melalui kompetisi berformat match play, turnamen liga ini berupaya membangun jiwa kompetisi dengan tetap semangat persaudaraan.

Pada 22 Juli lalu, sebuah turnamen bernama “Jakarta Inter-Community League” memulai debutnya di Imperial Klub Golf, Karawaci. Tidak seperti umumnya turnamen golf yang cenderung lebih banyak terfokus pada pegolf-pegolf individual ataupun klub-klub golf yang merupakan pemain-pemain lama, liga ini justru mempertemukan komunitas-komunitas golf yang terbilang newbie di kalangan para pecandu golf. Usia komunitas tersebut rata-rata baru 3-4 tahun beraktivitas, meski beberapa anggotanya merupakan pemain lama.

Jakarta Inter-Community League (JICL) ini menghadirkan empat komunitas golf. Mereka adalah Anak Golf Jakarta, Birdie Hunters, GMFPGA (Golf Makes Friends), dan Tee Time Social, yang sekaligu menjadi community founding members dari JICL.

“Kami merasa, dengan banyaknya turnamen individu dan tim di luar sana, belum ada yang spesifik untuk golf community. Jadi, yang juara itu-itu lagi, yang jago-jago lagi. Golf community (seperti kami) kurang mendapatkan spotlight dan kurang tantangan. Jadi, kami ingin membuat golf community agar aktif terus dan kompak dengan adanya JICL,” jelas Gani Arieldi dari Anak Golf Jakarta.

Pelaksanaan JICL ini berlangsung dalam 1 bulan dengan 1 kali selama 6 bulan pertemuan. Setiap tim yang terdiri atas 4 pemain akan bertemu 2 kali. Setiap tim memainkan 2 singles matchplay dan satu fourball matchplay di setiap flight dalam 1 putaran. Setiap flight akan memperebutkan 3 poin.

Photography : YM

“Untuk season ini, handicap range dari 12-24 dan kami memberlakukan voor stroke by index handicap agar pertandingan lebih fair dan menarik. Setiap bulan juga diberlakukan players substitutions untuk semua tIm. Dengan syarat, pemain hanya boleh membela 1 community per season-nya. Berhubung peserta juga banyak yang bekerja, agar tidak ada tim yang kehilangan pemain karena berhalangan,” tambah Gani.

JICL memilih Imperial Klub Golf dan Gunung Geulis sebagai venue secara bergantian. Pemilihan dua course berstandar internasional ini memiliki alasan tersendiri. “Menurut kami, 2 venue tersebut merupakan lapangan ikonik dan mempunyai ciri khas tertentu. Kedua menampilkan karakter dan kesulitan yang berbeda, sehingga dapat memberi keseimbangan pada pertandingan JICL. GGCC perlu course management  dan strategy yang kuat, sedangkan IKG memberi tantangan untuk bermain apik, rapi, dan konsisten,” kata Gani.

Selain merasakan atmosfer kompetisi match play yang benar, JICL ini sebenarnya membawa misi tersendiri bagi para pesertanya. Menurut Gani,  misi JICL adalah memberi wadah kompetisi yang dapat membangkitkan jiwa kompetisi dari golf community di Indonesia.

“Menjunjung sportivitas dan kebersamaan antar-sesama community, dari high handicap sampai lower handicap. Setiap tahun akan kita lakukan (liga ini) dan sifatnya berkelanjutan seperti liga sepak bola,” ujar Gani. “Kami ingin JICL menjadi tempat bernaung untuk golf communities di Indonesia! Jadi tema kami adalah ‘Home of Indonesian Golf Communities’. Agar semua golf community dan membernya dapat saling mengenal dan menimbulkan persaudaraan yang kuat terhadap satu sama lain.”

Share with

More News

Format 72 Hole? Nggak Masalah….

Empat Asisten Kapten Tim Internasional Presidents Cup 2024 Diumumkan

Peningkatan Kualitas Turnamen Medco-Pondok Indah International Amateur 2024

Raja Baru OOM Asian Tour

Digital Edition

Screenshot 2024-04-05 131223
April - May 2024

Kunjungan Ke Dua Destinasi Major

Screenshot 2024-02-05 at 13.13.38
February - March 2024

Pemain Terbaik Indonesia Musim 2023

Cover
December 2023 - January 2024

Juara Sejati di Jagat Golf Indonesia

cover
October - November 2023

Petualangan Viking di Benua Merah