Berkah Valhalla bagi Xander Schauffele

Xander Schauffele akhirnya bisa mewujudkan mimpinya dengan menjuarai turnamen major PGA Championship 2024. Setelah beberapa kali hampir finis juara di Masters (T2) dan US Open 2019 (T3) serta Open Championship 2018 (T2), pegolf asal Amerika Serikat ini memastikan keberhasilannya menyabet trofi Wanakamer di Valhalla Golf Club pada 19 Mei kemarin.

Kemenangan Schauffele ini diselesaikan secara dramatis di final hole. Setelah hanya membuat par di hole 17, Schauffele yang membukukan skor total yang sama dengan Bryson DeChambeau (20-under) memang membutuhkan birdie di hole penutup putaran keempat.

Di hole 18 par 5, bola pukulan drive Schauffele mendarat di rough sebelah kanan bunker fairway. Schauffele masih mampu menjaga emosinya. Pukulan keduanya pun jatuh di tempat yang aman, berjarak 50-60 meter ke green. Chip di pukulan ketiga berhasil mendekatkan bole ke hole. Dengan satu putt saja dari jarak 1,8 meter, Schauffele mampu menyelesaikannya dengan baik. Total 21-under menjadi skor kemenangannnya di PGA Championship ke-106.

“Saya bilang pada diri saya, ini kesempatan saya,” katanya. Itu pun memberikan tekanan tersendiri. “Saya berpikir, oh, ya ampun, ini bukan yang saya inginkan untuk sebuah putt kemenangan. Saya akhirnya memainkannya dengan lurus. Sungguh sangat melegakan,” tambahnya.

Credit: Getty Images

Membukukan skor total 263 (62-68-68-65), Schauffele tidak hanya menyabet trofi major pertamanya, tetapi menorehkan rekor skor terendah di PGA Championship, yang sebelumnya dipegang Cameron Smith pada 2022. Tidak hanya itu, pegolf berusia 30 tahun tersebut pun memecahkan rekor skor terendah untuk juara di semua ajang major, yang sebelumnya ditorehkan Henrik Stenson (Open Championship 2016, 20-under) dan Dustin Johnson (Masters Tournament 2020, 20-under).

Keberhasilan ini pun mengakhiri masa paceklik Schauffele di turnamen-turnamen major. Setelah beberapa kali hampir mendekati juara, ia pun bisa mengoleksi satu gelar bergengsi yang kini menjadi 13 trofi (8 di antaranya adalah gelar PGA Tour) dalam daftar koleksi juaranya. Wanamaker Trophy ini memutus dahaga gelar Schauffele selama 22 bulan. Gelar terakhirnya adalah Genesis Scottish Open pada 10 Juli 2022

“Saya menjadi sangat sabar untuk tidak meraih kemenangan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Schauffele. “Orang-orang terdekat saya tahu betapa keras kepalanya saya.

“(Kemenangan) Ini luar biasa. Ini sangat manis. Tapi ketika saya (berhasil) mewujudkannya, saya sangat bangga dengan cara saya menangani momen-momen tertentu di lapangan hari ini, berbeda dengan masa lalu,” tambah Schauffele yang sempat kalah dari Rory McIlroy pada awal Mei ini di Wells Fargo dengan selisih 5 pukulan.

Credit: Clare Grant-USA TODAY Sports

DeChambeau sempat memberikan ancaman di putaran terakhir. Ambisi untuk meraih trofi major keduanya begitu tinggi. Juara US Open 2020 tersebut tampil cukup impresif di Minggu itu. Membukukan 6 birdie hingga hole 17, DeChambeau yang bermain di grup ketiga depan grup Schauffele menempel ketat dengan selisih 1 pukulan. Satu tambahan birdie di hole 18 menyamai perolehan Schauffele yang masih menyisakan 2 hole dengan total 20-under. Sayang, birdie Schauffele di hole akhir mementahkan upaya keras DeChambeau yang bermain tanpa bogey di hari itu.

“Pertama… bangga dengan Xander karena akhirnya bisa menyelesaikan tugasnya. Dia pegolf yang luar biasa dan juara major yang layak untuk saat ini,” kata DeChambeau.

“Dari sisi saya, (permainan saya) mengecewakan, tapi, terserahlah. Saya bermain dengan baik. Tidak bermain dengan performa terbaik saya sepanjang minggu. Merasa seperti saya memiliki permainan ‘B’ saya cukup banyak … tapi yang memberi saya banyak momentum untuk sisa pertandingan utama,” jelas pegolf berusia 30 tahun ini. “Saya katakan hari ini adalah waktu penutupan, tetapi ini akan menjadi waktu penutupan, mudah-mudahan dalam beberapa turnamen berikutnya.”

Credit: USA Today Sports

Vallhala memberikan kenangan manis bagi Schauffele dalam satu pekan kemarin. Ia menyelesaikan putaran pertama dengan skor 62 (9-under), menyamai rekor skor harian terendah dalam turnamen major. Kemudian, pegolf berdarah Amerika-Tiongkok tersebut menutupnya dengan raihan trofi yang diimpi-impikannya sebagai prestasi tertinggi untuk seorang pegolf profesional. Peringkat Schauffele pun melonjak ke posisi No. 2 Dunia mulai pekan ini.

Share with

More News

Akhir Petualangan Chaccara

Kerja Sama Multi-Tahunan dengan FOX Sports

Pergantian Tampuk Kepemimpinan

Soal Slow Play, PGA Didesak Tiru LPGA Tour

Digital Edition

Cover Feb-Mar 2025
Februari - Maret 2025

Quo Vadis LIV Golf League Musim 2025?

Screenshot 2024-12-06 170527
Desember 2024 - Januari 2025

Panggung Istimewa Richard T. Lee

COVER OKT NOV
Oktober - November 2024

Menantikan Pemenang Turnamen Termahal di Indonesia

Ags - Sep 2024
August - September 2024

Bersiap Untuk Kompetisi Terbesar-Pertama Se-Indonesia