Keberhasilan tim AS menggulung Eropa di pergelaran Ryder Cup 2020 tidak hanya menampilkan sosok tim tuan rumah yang perkasa, tetapi memunculkan harapan tim masa depan yang merujuk pada generasi baru dan muda AS. Kapten Steve Stricker berhasil mengubah atmosfer tim
U…S…A! U…S…A! Kata-kata tersebut bergemuruh keras di Whistling Straits Course usai Collin Morikawa memasukkan putt terakhir di hole 18. Meski kalah di hole tersebut, juara the Open Championship itu telah memastikan kemenangan timnya di Ryder Cup 2020, 24-26 September, ketika ia bisa unggul 1 up atas Viktor Hovland (Europe) di hole 17.
Memulai putaran akhir yang menyajikan 12 partai single, tuan rumah AS berada di atas angin. Mengumpulkan 11 poin, Dustin Johnson dkk. hanya membutuhkan 3½ poin untuk mengunci kemenangan, sedangkan juara bertahan Eropa memang perlu keajaiban di partai terakhir itu dengan membutuhkan sembilan poin untuk mempertahankan trofi.
Tiga poin telah dikantongi dari empat partai pertama. Patrick Cantlay, Scottie Scheffler, dan Bryson DeChambeau menjadi penyumbang tiga poin penting tersebut. Satu poin dapat dicuri Rory McIlroy yang menghempaskan juara Olimpiade Xander Schauffele 3&2.
Partai kelima yang mempertemukan antara dua pegolf muda, Colin dan Viktor, berjalan cukup ketat hingga hole 16. Namun, birdie Collin di hole 17 telah mengubah kedudukan 1 up untuknya, sekaligus menetapkan tuan rumah merengkuh trofi yang ke-27 kalinya.
Hegemoni AS di turnamen beregu dua tahunan tidak berhenti. Dari tujuh pertandingan tersisa, AS menambah 4½ poin, sedangkan Eropa 2½. Tambahan poin ini mengukuhkan dominasi AS di pergelaran ke-43 Ryder Cup dengan rekor margin kemenangan besar, 19-9, sejak AS dipertemukan tim bentukan dari benua Eropa sejak 1979—meski sejarah Ryder Cup dimulai pada 1927.
“Sulit diungkapkan dengan kata-kata. Segalanya. Mereka datang bersama-sama. Menunjukkan pada saya, banyak hal tentang mereka ini. Mereka punya misi pekan ini, dan mereka bermain luar biasa dan mereka datang bersama-sama. Maksud saya, Brooks dan Bryson ingin main bersama-sama. Itulah seberapa banyak itu (dengan) bersama-sama. Jadi, itu menunjukkan banyak hal tentang seluruh tim ini,” kata Steve Stricker, Kapten Tim AS, seperti dikutip Rydercup.com.
Melalui kemenangan ini, Steve telah menjawab keraguan banyak pihak. Saat pemilihan tim, Steve mendapat banyak kritikan ketika tidak memilih Patrick Reed yang peringkatnya lebih bagus Daniel Berger dan Scottie Scheffler. Patrick memang memiliki rekor bagus untuk ajang ini. Namun, Steve tetap memilih debutan Harris English, Daniel, dan Scottie. Steve tidak ingin menambah masalah dalam harmoni tim setelah perselisihan dua nama, Brooks Koepka dan Bryson, ini pun harus diredakan. Karena itu, ia perlu atmosfer baru yang bisa memberi warna positif bagi tim.
“Mereka membawa level kegembiraan yang tak tertandingi,” kata Stricker, seperti dikutip CBS Sports. “Mereka bersemangat, mau belajar. Mereka hanya ingin mendapatkan kesempatan itu dan mereka akan melakukan apa saja untuk kesempatan itu.”
Ketiga rookie melengkapi tiga alumnus Ryder Cup 2018, yaitu Xander, Tony Finau, dan Jordan Spieth yang kembali masuk tim. Tim Ryder Cup AS 2020 diperkuat enam pemain yang merupakan alumnus tim 2018 yang mengalami kekalahan telak ketika berkunjung ke Prancis. Sisanya adalah rookie.
Berada dalam komando Kapten Steve, Tim Ryder Cup AS 2020 ini telah memasuki level baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
“Bagi saya, (ini) perubahan budaya,” kata Finau, soal adanya enam debutan, seperti dikutip USA Today. “Kami memiliki tim yang sama sekali baru. Kami memiliki tim tanpa ada perselisihan (pergesekan). … Kami memiliki tim yang benar-benar baru. Kami memiliki kelompok anak muda yang sangat berbeda yang lapar.”
Pegolf-pegolf “lapar” ini memang sulit dihentikan sejak pertandingan pertama digelar pada Jumat pagi. Para rookie ini menyumbang 12½ poin dari total poin, melampaui ekspektasi publik atas performa seorang rookie dalam turnamen beregu yang bertensi tinggi seperti Ryder Cup. Kemampuan para rookie ini yang telah teruji dalam Ryder Cup menjadi harapan baru AS untuk komposisi tim dalam turnamen beregu dua tahunan ini berikutnya.
“Ini era baru bagi golf AS. Mereka muda-muda. Mereka datang dengan banyak passion, banyak energi, banyak game. Mereka begitu bagus. Jadi sangat menyenangkan melihat orang-orang ini dan menarik bagi kami di Wisconsin untuk mengalami ini,” ujar Steve, seperti dikutip The Guardian.
Motivasi tinggi para debutan tersebut pun memberikan dorongan yang mengangkat semangat para senior untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Brook dan Bryson yang sempat dikhawatirkan akan membuat disharmoni dalam atmosfer tim malah menunjukkan semangat kebersamaan, dengan meletakkan ego tinggi masing-masing dan perbedaan keduanya yang selama ini menjadi santapan empuk para media. Keduanya bahkan tampil berbeda dibanding penampilan mereka di 2018.
“Ini kelompok yang berbeda. Ini jauh lebih menyenangkan daripada tahun-tahun sebelumnya. Ini adalah sekelompok orang yang sangat akrab. Semua orang sedikit lebih muda dan semua orang sudah saling kenal selama 15 tahun lebih, rasanya seperti itu,” kata Brooks.
“Kami datang bersama dan memiliki kesatuan di sini minggu ini. Meskipun kita adalah kompetitor, kita semua bisa berteman dan bersatu,” jelas Bryson.
Pandangan sama dari dua orang yang biasanya terlihat berseteru menjadi nilai plus dari kepemimpinan Steve. Ryder Cup telah mendamaikan keduanya, dan mudah-mudahan seterusnya. Ini harapan bagi penikmat golf sejati, bukan penyuka golf yang kontroversial. Bagi AS, perdamaian antara dua nama “B” ini pun seperti sebuah “trofi” tambahan selain gelar juara yang sesungguhnya.
Ryder Cup 2020 setidaknya bisa menjadi contoh bagi kapten AS berikutnya, bagaimana mengemas tim yang pantang menyerah dan bermotivasi tinggi. Ini pun menjadi pelajaran berharga bagi tim Ryder Eropa 2020 yang banyak dihuni para pegolf veteran. Sebagian dari mereka sudah kehilangan magis yang biasanya bertuah ketika berhadapan dengan tim AS yang memiliki kualitas individu lebih bagus.
“AS main bagus. Lihat, mereka mengalahkan kami. Tim kuat, rencana mereka berjalan baik. Mereka memiliki beberapa momentum yang berjalan. Mereka memulainya dengan baik, dan mereka mengalahkan kami di akhir hari,” kata Padraig, yang menutup karier Ryder Cup sebagai kapten dengan kekalahan sangat telak setelah pernah menang empat kali saat menjadi pemain.