Setelah sempat “menghilang” dari peta persaingan para pegolf elite, Brooks Koepka yang kini merupakan anggota LIV Golf League mampu menunjukkan bahwa dirinya sudah kembali. Wanamaker Trophy menjadi bukti kebangkitan mantan pegolf No. 1 Dunia tersebut, dan juga menjadi pegolf pertama LIV Golf yang memenangi turnamen major.
Sebelum Maret 2021, Brooks Koepka selalu menjadi salah satu pegolf favorit di setiap turnamen yang diikutinya. Sejak menyabet dua gelar major US Open back-to-back (2017-2018), dan disusul dua major lainnya—PGA Championship yang juga back-to-back pada 2018-2019, Koepka sedang berada di puncak karier profesionalnya.
Meski sempat dibekap cedera pada 2017, itu hanya membuat Koepka tertahan sebentar. Ia masih diperhitungkan. Hingga musim 2019, Koepka bisa lolos cut sebanyak 92% dari semua turnamen major yang diikutinya (22 kali dari 24 event).
Namun, cedera lutut kanan pada 2021 memang lebih berat dihadapi Koepka. Ia pun harus mundur dari THE PLAYERS Championship, dan masuk meja operasi. Pasca-pemulihan, Koepka mengakui dirinya tidak bisa sebebas dan sebagus dulu.
“Jika tubuh Anda tidak mengizinkan Anda untuk melakukan hal-hal yang ingin Anda lakukan, itu membuat frustrasi dan tiba-tiba Anda menciptakan banyak kebiasaan buruk dan kemudian mencoba untuk mengatasi yang tidak sehat tersebut, membutuhkan waktu yang cukup lama, dan tiba-tiba Anda harus keluar dari kebiasaan buruk tersebut,” ujar Koepka.
Dengan kondisi demikian, Koepka masih bisa survive dari PGA Championship hingga the Open Championship 2021 dengan 4 kali Top 10 dan 1 missed cut (MC) di 5 penampilannya. Namun, sesudah itu, Koepka mulai limbung. Hingga akhir tahun 2021, ia hanya bisa sekali menembus Top 10, serta sisanya di luar Top 20 dan 2 MC plus 1 withdrew.
Musim berikutnya, penampilan Koepka pun tidak jauh berbeda. Di tengah situasi permainannya yang dinilai mengalami penurunan tersebut, Koepka memutuskan bergabung dengan LIV Golf pada Juni 2022. Nilai kontrak yang lebih besar dengan waktu bertanding dalam satu tahun yang lebih sedikit menggoyang hati Koepka untuk pindah. Pro-kontra pun merebak. Mereka yang kontra menilai pegolf yang kini berusia 33 tahun ini sudah “habis” sehingga memilih jalan untuk mendapatkan “easy money”. Namun, Koepka tidak peduli.
Kepergian Koepka–dan juga beberapa pegolf terbaik PGA Tour ke LIV Golf–memang membuat eksistensi mereka di golf seakan hilang. Kompetisi LIV Golf League yang belum mendapat pengakuan poin dari World Golf Ranking seakan mendapat porsi perhatian yang sedikit, khususnya bagi media-media yang tidak menyetujui keberadaan liga buatan Greg Norman ini. Namun, jadwal kompetisi LIV Golf League yang lebih luang ternyata memberikan kesempatan para pegolfnya untuk mendapatkan peak terbaiknya ketika bertarung di event-event besar.
Koepka merupakan salah satunya yang mendapatkan benefit dari waktu luang kompetisinya. Ketika turun di Masters pada April lalu, Koepka tampil mengejutkan. Ia seperti menemukan “api” yang pernah berkobar ketika menang 2 kali back-to-back di 2 event major. Meski akhirnya gagal meraih Jaket Hijau pertamanya, Koepka sudah mengirimkan pesan bahwa ia telah kembali.
Pergelaran PGA Championship ke-105 di Oak Hill Country Club, Pittsford, New York, menjadi jawaban Koepka atas returning-nya ke lingkaran juara pada 21 Mei lalu. Menutup putaran akhir dengan total 9-under, pegolf AS ini berhasil menyabet Wanamaker Trophy untuk ketiga kalinya setelah berhasil melalui cuaca dingin, hujan, dan angin di 2 hari pertama.
Dengan keunggulan 2 pukulan, Koepka mengalahkan pegolf No. 2 Dunia Scottie Scheffler dan Viktor Hovland, yang sempat menempel hingga hole 16 tetapi kemudian tercecer karena double bogey di hole tersebut.
Koepka menjadi pegolf pertama di dunia yang bisa memenang major ketika bermain di LIV Golf League. Keberhasilan ini menandai kebangkitan mantan pegolf No. 1 Dunia tersebut setelah dibekap cedera, khususnya dua tahun terakhir .
“Ini luar biasa, ini luar biasa,” kata Koepka dalam interview kemenangannya. “Saya melihat ke belakang di posisi kami dua tahun lalu, semua yang telah terjadi. Saya sangat senang saat ini, saya kehilangan kata-kata, tapi ini adalah hal yang paling keren. Sejujurnya, saya bahkan tidak yakin bahwa saya bermimpi saat masih kecil bahwa saya akan menang begini banyak.”
Kembali dari “pengasingan”, Koepka langsung mencetak rekor, bergabung dengan Jack Nicklaus dan Tiger Woods, sebagai peraih Wanamaker Trophy terbanyak dalam sejarah PGA Championship era stroke play.