Lexi Thompson memberikan kabar mengejutkan bahwa dirinya akan gantung stik dari semua kompetisi profesional di akhir 2024 ini. Kesehatan mental yang dialaminya selama beberapa tahun terakhir menjadi salah faktor pendorong atas keputusan mundurnya itu.
Usia Lexi Thompson barulah 29 tahun. Namun, pegolf kelahiran 10 Februari ini memutuskan untuk meninggalkan dari dunia golf profesional yang telah dijalani melebihi separo hidupnya. Keputusan mengejutkan tersebut disampaikan Lexi pada Selasa (28/5) menjelang pergelaran the 79 US Women’s Open yang digelar pekan tersebut.
Keputusan ini memang telah dipertimbangkan dalam beberapa bulan terakhir. Ia pun sudah menetapkan diri untuk mundur.
“Saya sudah memikirkannya selama beberapa bulan,” kata Thompson, dalam konferensi pers Selasa, seperti dikutip USGA. “Ini hanya masalah waktu dan tempat. Seperti yang saya katakan sebelumnya, (US Women’s Open) adalah tempat di mana seluruh karier saya dimulai. Di sinilah seluruh impian saya untuk bermain di LPGA Tour dan berada di sini serta bermain golf profesional dan bermain melawan yang terbaik. Saya hanya berpikir bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk sampai di sini (US Women’s Open).
Lexi memang memulai kiprah di arena profesional pada 2007, ketika ia berhasil lolos ke US Women’s Open. Waktu itu Lexi yang berusia 12 tahun tercatat sebagai pegolf termuda yang bermain di ajang major tersebut. Tidak mengherankan jika Lexi disebut-sebut bocah ajaib ketika itu. Tahun ini menjadi penampilannya ke-18 secara berturut-turut di US Women’s Open.
Meski baru menyandang status pro pada 2010, Lexi telah berkarier di arena profesional sejak 2007. Hingga saat ini ia telah mengoleksi 15 gelar LPGA Tour, yang salah satunya adalah gelar major di Kraft Nabisco Championship (sekarang Chevron Championship). Satu gelar LPGA, Navistar LPGA Classic 2011, mencatatkan dirinya sebagai juara termuda dalam usia 16 tahun.
Tahun ini ia menyadari bahwa perjalanannya di dunia profesional akan berakhir pada akhir musim ini. Beberapa tahun terakhir ide pensiun memang sudah terlintas di benaknya. Kesehatan mental menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap keputusannya tersebut.
“Saya pikir kita semua berjuang, terutama di lapangan,” katanya. “Sayangnya, dalam golf Anda lebih sering kalah daripada menang, jadi ini adalah perjuangan yang berkelanjutan untuk terus menempatkan diri Anda di depan kamera dan terus bekerja keras dan mungkin tidak melihat hasil yang Anda inginkan dan dikritik karenanya. Jadi, itu sulit,” katanya. “Saya telah berjuang dengan itu. Saya rasa tidak ada seorang pun di sini yang tidak mengalaminya. Ini hanya masalah seberapa baik Anda menyembunyikannya, dan itu sangat menyedihkan. Ini bisa membuat (saya) kesepian.”
Penulis: Yulius Martinus/ OB Golf